Ajith Sunghay, Kepala Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB untuk wilayah Palestina, menyebut situasi di Gaza sebagai krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan menegaskan bahwa Israel tidak memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Sunghay mengatakan bahwa Gaza kini menghadapi kondisi terburuk dalam 18 bulan terakhir, tanpa akses air bersih maupun distribusi makanan.
“Selama 60 hari terakhir, tidak ada sebutir gandum atau bantuan kemanusiaan, medis, maupun perlengkapan tempat tinggal yang masuk,” ujarnya, mengutip laporan Program Pangan Dunia yang menyatakan tidak lagi memiliki apa pun untuk didistribusikan di wilayah tersebut.
Ia menegaskan bahwa seluruh Jalur Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, dengan sekitar 2,2 juta warga telah mengalami pengungsian berulang kali sejak agresi dimulai.
Tidak Ada Tekanan Internasional
Menurutnya, apa yang terjadi di Gaza merupakan akibat langsung dari minimnya tekanan internasional terhadap Israel. Ia menyatakan bahwa Israel tampaknya sama sekali tidak peduli terhadap hukum internasional dan tidak bekerja sama dengan lembaga-lembaga kemanusiaan.
Sunghay juga menyinggung putusan sementara dan pandangan hukum yang dikeluarkan Mahkamah Internasional, namun hingga kini Israel belum menjalankan rekomendasi tersebut.
Ia menegaskan bahwa Israel bertanggung jawab penuh atas keselamatan warga sipil di wilayah pendudukan Palestina, dan menyebut bahwa tindakan Israel telah merusak struktur sosial masyarakat Palestina.
Seruan ke Dewan Keamanan PBB
Meski ia pesimistis bahwa Israel akan mengubah perilakunya dalam waktu dekat, Sunghay mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak lebih tegas dalam menangani krisis kemanusiaan di Gaza.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam rapat Dewan Keamanan PBB mengenai situasi Timur Tengah pada Sabtu kemarin menyatakan bahwa kondisi di Gaza telah memburuk secara dramatis.
“Dari buruk menjadi lebih buruk, hingga melampaui batas imajinasi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa Israel telah memblokade makanan dan obat-obatan masuk ke Gaza selama hampir dua bulan.
Di sisi lain, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan bahwa mereka memiliki sekitar 3.000 truk bantuan kemanusiaan yang tertahan dan belum bisa masuk ke Gaza, dan menyerukan agar Israel membuka kembali perlintasan dan mencabut blokade.