Spirit of Aqsa- Pakar militer dan strategi, Brigadir Elias Hanna, menyatakan, serangan yang dilakukan oleh tentara Israel di Jenin, Tepi Barat Utara, tidak akan sebesar serangan yang terjadi di Khan Yunis, Gaza Selatan, dan Jabalia di Gaza Utara.

Pada Selasa (16/1), tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jenin dengan nama operasi “Tembok Besi.” Serangan ini telah menyebabkan 8 warga Palestina syahid dan melukai lebih dari 35 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Dalam analisisnya terhadap situasi militer di Tepi Barat, Brigadir Elias Hanna menyebutkan bahwa Israel berusaha untuk menjadikan Kamp Pengungsi Jenin seperti “di antara palu dan landasan,” dengan mengisolasinya dari dunia luar. Namun, ia menilai Israel tidak akan melakukan operasi besar-besaran, mengingat padatnya populasi kamp tersebut, yang dapat mengakibatkan korban jiwa yang besar, termasuk di pihak tentara Israel sendiri.

Menurutnya, keberhasilan serangan juga bergantung pada kesiapan para pejuang Palestina di kamp itu, baik dari segi jumlah, persenjataan, maupun logistik. Perang di area yang sempit seperti Jenin biasanya hanya memiliki dua kemungkinan akhir: syahid atau kemenangan.

Mengenai bentuk operasi Israel ke depan, Brigadir Hanna mengaitkannya dengan struktur dan organisasi perlawanan di Jenin. Ia memprediksi bahwa serangan akan fokus pada operasi-operasi yang menargetkan pemimpin-pemimpin perlawanan, sebagaimana pernah terjadi ketika Otoritas Palestina mengepung kamp tersebut.

Ia juga percaya bahwa Kamp Jenin hanya tahap awal dari operasi militer Israel, dengan tujuan utama mengincar wilayah utara Tepi Barat yang menjadi pusat kekuatan dan dukungan bagi perlawanan Palestina.

Brigadir Hanna mengungkapkan kekhawatiran Israel bahwa wilayah utara Tepi Barat dapat menjadi seperti Jalur Gaza. Dalam konteks ini, ia mencatat bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diduga telah menjanjikan sesuatu kepada Menteri Keuangan Bezalel Smotrich terkait proyek permukiman di Tepi Barat.

Sumber-sumber lokal mengungkapkan kepada Al Jazeera bahwa tentara pendudukan telah menutup sepenuhnya akses masuk dan keluar dari Kamp Jenin, sementara buldoser Israel mulai menghancurkan infrastruktur kamp tersebut.

Netanyahu sebelumnya mengumumkan dimulainya operasi militer di Jenin yang bertujuan untuk “menghapus terorisme.” Dalam pernyataannya, ia menyebut operasi itu sebagai langkah “besar dan penting” untuk memperkuat keamanan dan melindungi para pemukim Israel di Tepi Barat.

Sementara itu, Hamas menyerukan “mobilisasi umum untuk melawan agresi besar Israel di Jenin dan mendukung para pejuang dalam menghadapi kekejaman Zionis.”

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here