Spirit of Aqsa- Wakil Ketua Dewan Legislatif Palestina, Dr. Hassan Khreesha, menyatakan, serangan Israel di Tepi Barat bertujuan untuk memaksa pengungsian penduduk dan mencaplok wilayah tersebut. Menurutnya, operasi besar-besaran di Jenin hanyalah langkah awal dari rencana ini.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Khreesha menyebutkan bahwa tujuan resmi Israel untuk menghancurkan perlawanan di Jenin hanyalah kedok untuk menutupi kegagalan militernya di Gaza dan memuluskan rencana aneksasi. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikatakan memiliki agenda strategis untuk memperluas perang di Tepi Barat guna menunjukkan kemampuannya berperang di berbagai front sekaligus.

Khreesha juga menolak klaim Israel tentang keberadaan pengaruh Iran di Tepi Barat, menyebutnya sebagai alasan palsu untuk memengaruhi opini publik Amerika dan Barat demi mendapatkan dukungan atas perang melawan Palestina.

Ia menyoroti sikap Otoritas Palestina yang dianggap tidak mendukung perlawanan. Khreesha menuding otoritas tersebut justru melemahkan perlawanan di Jenin dan mengambil posisi yang sama seperti dalam perang di Gaza, di mana mereka memilih untuk tidak terlibat langsung. Ia mendesak otoritas untuk berhenti menyudutkan para pejuang Palestina dan membiarkan mereka melawan pendudukan Israel.

Khreesha juga mengkritik tidak berfungsinya lembaga-lembaga terpilih di Palestina, yang menurutnya melemahkan upaya rakyat Palestina dalam menghadapi rencana Israel dan Amerika Serikat. Ia juga mengingatkan tentang peran para pemukim Israel yang semakin sering memimpin serangan terhadap desa-desa Palestina sebagai bagian dari strategi Netanyahu.

Sementara itu, Ketua Hamas di Tepi Barat, Zahir Jabarin, menyebut serangan di Jenin sebagai bukti ambisi Netanyahu untuk mempertahankan kekuasaan dengan terus memicu konflik di berbagai front. Ia menyerukan Otoritas Palestina untuk mengumumkan mobilisasi umum.

Serangan Israel ke Jenin, yang dinamai “Tembok Besi,” telah menyebabkan 10 warga Palestina syahid dan melukai lebih dari 35 orang, menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Palestina. Palang Merah Palestina juga melaporkan bahwa pasukan Israel mencegah tim medisnya mencapai para korban di dalam kamp.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here