Spirit of Aqsa- “Anak-anak Gaza mengalami berbagai gejala yang menunjukkan masalah psikologis, seperti bergantung pada orang tua mereka dan menolak berjauhan, kecemasan berat dan ketakutan, hingga buang air kecil tanpa sadar. Mereka juga enggan berpartisipasi dalam aktivitas, sulit tidur, dan susah makan.”

Demikian laporan dari surat kabar Inggris The Guardian yang menggambarkan dampak psikologis perang terhadap anak-anak di Jalur Gaza, berdasarkan keterangan pekerja di lembaga amal War Child yang memberikan layanan kesehatan mental dan pendidikan bagi 180 ribu anak di wilayah tersebut.

Menurut Ibrahim, seorang penanggung jawab perlindungan darurat, “Anak-anak kehilangan kemampuan untuk berbicara dan tidak dapat berkomunikasi dengan anggota keluarga mereka akibat trauma berat. Beberapa mengalami kemarahan ekstrem, menjadi defensif dan agresif, serta mengalami gangguan bicara, termasuk gagap.”

Trauma yang Mendalam

Dalam laporan yang ditulis oleh jurnalis Caroline Davies, disebutkan bahwa para relawan setiap hari menghadapi anak-anak dengan gejala tersebut di Gaza. Lembaga ini menyediakan pertolongan pertama psikologis dengan berbagai metode, seperti mengumpulkan anak-anak dalam kelompok bermain, melukis, dan bernyanyi untuk meredakan ketegangan, serta mendirikan tempat belajar sementara dengan fasilitas seadanya.

Mereka juga mengadakan sesi khusus bagi orang tua untuk memberi panduan mendukung anak-anak mereka. Anak-anak yang mengalami trauma berat dirujuk ke spesialis kesehatan mental.

Menurut Mohammed, penanggung jawab tanggap darurat, lembaga ini juga fokus menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, tempat berlindung, selimut, serta perlengkapan kebersihan. “Anda tidak bisa memberikan dukungan psikologis kepada anak yang lapar atau mengajar anak yang kedinginan,” ujarnya.

Anak yang Dibungkam oleh Bom

Mohammed menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang kini hanya bisa berkomunikasi melalui gambar akibat trauma berat. “Dia benar-benar menjadi bisu dan kehilangan kemampuan berbicara karena ketakutan luar biasa akibat perang,” katanya. Anak itu baru berusia enam tahun. “Sulit bagi siapa pun untuk membayangkannya.”

Anak-Anak Yatim Akibat Perang

Laporan tersebut juga menyebutkan banyak anak yang kehilangan kedua orang tuanya akibat serangan udara Israel. Beberapa di antaranya mengalami cedera serius hingga harus diamputasi.

Menurut UNICEF, ada sekitar 17 ribu anak tanpa pendamping yang kini rentan terhadap berbagai ancaman, termasuk kekerasan fisik dan eksploitasi. Ibrahim menambahkan, “Tidak ada hari tanpa saya bertemu anak-anak yatim atau terpisah dari keluarganya. Baru-baru ini kami menemukan tiga anak di jalanan pada pukul satu dini hari saat perang berkecamuk. Anak tertua berusia 10 tahun, dan yang termuda, seorang gadis berusia enam tahun dengan disabilitas. Pencarian keluarga mereka masih berlangsung. Kasus serupa sangat banyak.”

Perempuan dan Anak di Ambang Kehancuran Psikologis

Nada, seorang asisten teknis darurat yang bekerja setiap hari dengan perempuan dan anak-anak, mengatakan, “Tanpa dukungan kami, terutama layanan psikologis, banyak dari mereka yang akan benar-benar kehilangan akal.”

Dia menambahkan bahwa perempuan memikul beban paling berat selama perang, harus merawat anak-anak sekaligus memenuhi kebutuhan hidup, seperti memasak makanan seadanya menggunakan kayu bakar.

Relawan Juga Dalam Bahaya

Menurut laporan The Guardian, risiko pribadi yang dihadapi para relawan sangat besar. Beberapa pekerja lembaga non-pemerintah telah tewas akibat serangan Israel. Para relawan mengungkapkan bahwa mereka telah mengungsi hingga 10-12 kali dan semuanya kehilangan setidaknya satu anggota keluarga.

Mohammed, yang juga terluka, mengatakan bahwa ia kehilangan sekitar 100 kerabat dan sahabat. Beberapa anggota keluarganya masih terjebak di bawah reruntuhan.

Ibrahim menutup dengan pernyataan, “Apa yang tidak disadari orang adalah saya selalu merasa cemas sepanjang hari karena keluarga saya bisa saja menjadi sasaran serangan kapan saja, bahkan saat saya sedang bekerja.”

Sumber: The Guardian

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here