Spirit of Aqsa- Sebuah investigasi oleh surat kabar Israel Haaretz bersama Pusat Media dan Demokrasi “Shomrim” mengungkap konflik antara pemukim di pos-pos ilegal di Tepi Barat dan gerakan permukiman Israel. Konflik ini mencakup penghancuran rumah dan lahan pertanian pemukim oleh otoritas permukiman untuk memindahkan mereka ke lokasi lain.
Haaretz menyebut konflik ini sebagai fenomena kompleks yang dipicu oleh tekanan demografis pada dewan-dewan lokal, janji-janji yang tidak terpenuhi, perselisihan internal, dan meningkatnya harga properti.
Konflik Internal dan Kepentingan Ekonomi
Investigasi ini menyoroti pertikaian antara dewan regional Gush Etzion, dekat Hebron, dan kelompok pemuda radikal “Shabiha Givat,” yang dikenal ekstrem kanan. Kelompok ini didirikan pada 1998 dengan dorongan dari Ariel Sharon, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Keamanan Israel.
Salah satu konflik terjadi saat seorang pemuda menerobos kantor kepala dewan regional Gush Etzion, Yaron Rosenthal, untuk memprotes keputusan pembongkaran pos pemukiman ilegal “Moshav Elhai.” Pemukiman ini didirikan di atas lahan terbuka milik publik.
Namun, para pemukim menuduh dewan regional memiliki rencana untuk menjual lahan tersebut demi pengembangan permukiman Kfar Eldad, yang terletak di sebelah timur Gush Etzion. Harga properti di Kfar Eldad, yang terus meningkat, menjadi alasan utama dugaan pengusiran ini. Sebagai contoh, sebuah apartemen berukuran 150 meter persegi di kawasan ini dijual dengan harga 2,7 juta shekel (sekitar 720 ribu dolar AS).
Paradoks dalam Gerakan Pemukiman
Konflik semacam ini menjadi fenomena luas, di mana pemukim diusir dari pos-pos ilegal dan lahan pertanian mereka oleh institusi permukiman Israel sendiri. Fenomena ini, menurut Haaretz, bertentangan dengan ideologi gerakan permukiman Israel yang mengklaim ingin memperluas kehadiran Yahudi di wilayah tersebut.
Investigasi lebih lanjut menunjukkan bahwa konflik ini sering dipicu oleh proyek pembangunan baru, janji-janji yang tidak ditepati, dan persaingan keuntungan ekonomi. Dua metode utama yang digunakan untuk memperluas pemukiman adalah:
- Pembangunan perumahan pada lahan yang disebut “milik negara,” meskipun sering kali lahan tersebut tidak terhubung secara geografis dengan pemukiman utama.
- Pendudukan lahan pertanian, yang memungkinkan pemukim menguasai wilayah luas dengan jumlah penduduk sedikit, mayoritas berada di Zona C, wilayah Tepi Barat yang dikuasai sepenuhnya oleh Israel.
Peran Gerakan “Amana”
Konflik ini juga melibatkan gerakan “Amana,” yang berperan penting dalam memindahkan pemukim ke Tepi Barat pada awal ekspansi. Di masa lalu, pemerintah Israel memberikan lahan luas secara gratis kepada Amana melalui Federasi Zionis Dunia.
Namun, investigasi menunjukkan bahwa Amana menjual lahan di permukiman populer dengan harga tinggi dan menggunakan keuntungan untuk mendanai operasi mereka di wilayah lain. Tuduhan ini disampaikan oleh Shomrim, yang menilai praktik tersebut melanggar prinsip-prinsip gerakan permukiman.
(Sumber: Haaretz)