Spirit of Aqsa, Palestina – Spirit of Aqsa (SoA) menilai peristiwa penembakan seorang pemuda Palestina di Masjid Al-Aqsa hanya bagian kecil dari dampak normalisasi Uni Emirat Arab (UEA)-Israel. SoA menyebut rakyat Palestina tidak tinggal diam melihat perlakuan UEA maupun Israel terhadap Palestina.

“Darah yang mengalir akibat Normalisasi. Ya, pasca normalisasi memalukan antara Uni Emirat Arab dengan Zionis Israel, warga Palestina tak tinggal diam. Mereka bersatu menolak pengkhianatan tersebut,” ucap Humas SoA, Asad Arasy, di Jakarta, Selasa (18/8).

Dia menjelaskan, pemuda Palestina, yang saat ini identitas korban belum diketahui, gugur syahid setelah ditembak mati polisi penjajah Israel. Pemuda itu berjuang mempertahankan hak dan kesucian Masjid Al-Aqsa. Sebab, yahudisasi dan penyerbuan zionis semakin meningkat ke Masjid al-Aqsha.

“Pengkhianatan yang dilakukan Uni Emirat Arab terhadap perjuangan Palestina jauh lebih menyakitkan dibanding 10 peluru yang bersarang di tubuh sang pemuda yang gugur di depan pintu al-Aqsha,” ucap Asaad.

Sebelumnya, polisi Penjajah Israel menembak mati seorang pemuda Palestina malam di dekat Gerbang Hitta, yang mengarah ke Masjid al-Aqsa di Occupied Jerusalem. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin malam (17/8) waktu setempat. Namun hingga berita ini diturunkan, identitas korban belum diketahui.

Melansir Palinfo, penjajah Israel melepaskan timah besi ke tubuh korban usai menikam salah seorang petugas polisi Israel. Korban ditembak dan dibiarkan mati kehabisan darah. Ironisnya, penjajah Israel melarang relawan Bulan Sabit Merah Palestina untuk memberikan pertolongan kepada korban.

Tak hanya itu, setelah melakukan penembakan, penjajah Israel juga menyerang warga Palestina yang berada di area tersebut. Penjajah memaksa mereka keluar dan menutup pintu Masjid Al-Aqsa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here