Spirit of Aqsa- Sebanyak 95 warga Palestina menjadi syahid dalam serangan udara Israel di Gaza sejak pagi ini, dengan 75 korban di wilayah utara. Pasukan Israel menghancurkan rumah warga di Beit Lahiya, membakarnya, dan menyerang fasilitas vital di Rumah Sakit Kamel Adwan, termasuk tanki air.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, Israel telah melakukan enam pembantaian di wilayah tersebut dalam 24 jam terakhir. Korban syahid di Gaza sejak 7 Oktober 2023 mencapai 43.204 orang, dengan 101.641 lainnya terluka.

Di Beit Lahiya, seorang warga Palestina syahid dalam penembakan dari drone Israel. Pasukan pendudukan juga meluncurkan puluhan peluru artileri yang membentuk “sabuk api,” memaksa warga untuk mengungsi, termasuk perempuan dan anak-anak.

Pada Rabu, kota Beit Lahiya dinyatakan sebagai zona bencana oleh pemerintah setempat, dengan penduduk menghadapi krisis kemanusiaan parah—tanpa akses makanan, air, layanan kesehatan, atau komunikasi.

Serangan juga berlanjut di kamp pengungsi Jabalia, serta area sekitar menara Shifa dan daerah Sabra, Gaza. Di kamp Al-Shati, beberapa anak terluka dalam serangan Israel, dibawa ke klinik Sheikh Radwan, Gaza Barat. Empat warga syahid akibat serangan lain di dekat persimpangan Al-Sahaba di Gaza.

Rumah Sakit Terancam

Pasien di Gaza menghadapi risiko tinggi akibat serangan Israel terhadap rumah sakit dan blokade yang menyebabkan krisis pasokan obat dan bahan bakar. Pasukan Israel menyerang lantai tiga Rumah Sakit Kamel Adwan, menghancurkan gudang obat. Stasiun pemurnian air di rumah sakit itu juga diserang, mengancam layanan cuci darah pasien.

Dr. Hossam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamel Adwan, meminta bantuan internasional untuk mengatasi situasi darurat ini. Di rumah sakit Baptis Arab, staf juga meminta warga untuk mendonorkan darah guna menyelamatkan korban.

Sebelumnya, pada 17 Oktober, serangan udara Israel terhadap rumah sakit ini menewaskan lebih dari 500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak yang mencari perlindungan.

Kecaman Internasional

Organisasi kesehatan dunia mengutuk serangan Israel terhadap fasilitas medis di Gaza. Navi Pillay, Ketua Komisi Penyelidikan PBB untuk Palestina, menegaskan perlunya gencatan senjata segera, sementara UNICEF menyampaikan bahwa rumah sakit di Gaza hanya bisa memberi obat penghilang rasa sakit pada bayi baru lahir karena kekurangan obat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here