Spirit of Aqsa, Palestina- Klub Tahanan Palestina mengungkap kejahatan teroris Israel terhadap warga sipil Jalur selama invasi darat. Usai pasukan Israel mundur dari Beit Lahia, Jalur Gaza utara, masyarakat setempat menemuan 30 jenazah syuhada di sebuah halaman sekolah yang sebelumnya dikepung militer teroris Israel.
Kondisi jenazah tersebut sangat memprihatikan. Berdasarkan pengamatan para saksi yang berada di lokasi, tangan dan mata para syuhada itu terikat. Artinya, mereka sempat ditahan lalu dieksekusi mati di tempat.
“Data tentang tahanan Gaza yang mengalami eksekusi semakin meningkat seiring berlanjutnya genosida di Gaza, bersamaan dengan kelanjutan kejahatan penyembunyian paksa terhadap tahanan, ditambah dengan meningkatnya kesaksian tahanan yang telah dibebaskan, selama periode terakhir, tentang operasi penyiksaan, dan penghinaan, termasuk kesaksian dari wanita dan anak-anak,” demikian pernyataan Klub Tahanan Palestina, dikutip Palinfo, Kamis (1/2).
Klub Tahanan menegaskan, “Tindakan Israel untuk terus menyembunyikan tahanan Gaza memiliki satu penjelasan, yaitu bahwa ada keputusan untuk menahan mereka, dengan tujuan melaksanakan lebih banyak kejahatan terhadap mereka secara rahasia, di mana Israel menolak memberikan informasi kepada lembaga hak asasi manusia, baik yang internasional maupun Palestina, tentang nasib dan lokasi penahanan mereka sampai hari ini, termasuk syuhada dari tahanan Gaza.”
Sejak 7 Oktober 2023, pasukan Israel terus melancarkan pembantaian di Jalur Gaza, dengan dukungan dari Amerika dan sebagian negara Eropa. Pesawat tempur Israel menyerang rumah sakit, bangunan, menara, dan rumah warga Palestina, dan mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Akibat pembantaian berkelanjutan oleh Israel terhadap Gaza, 26.900 syuhada telah syahid dan 65.949 lainnya terluka, menurut statistik terbaru pada Senin, disertai dengan pengungsian lebih dari 85 persen (sekitar 1,9 juta orang) dari penduduk Gaza, menurut otoritas dan organisasi internasional.