Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Jalur Gaza terus bertambah. Sumber medis melaporkan kepada Al Jazeera bahwa sedikitnya 90 warga Palestina syahid dalam serangan udara yang masih berlangsung hingga Rabu pagi (29/10).

Serangan paling mematikan terjadi di wilayah Gaza Tengah, di mana 42 orang dilaporkan meninggal dunia. Di Gaza Utara, 31 warga syahid, sementara di wilayah selatan, serangan udara Israel menewaskan 18 orang lainnya.

Salah satu serangan terbaru menghantam tenda pengungsi di Deir al-Balah, kawasan yang seharusnya menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang kehilangan rumah. Lima orang dilaporkan syahid di lokasi tersebut.

“Tidak ada tempat yang aman. Bahkan tenda-tenda pengungsi dibombardir,” kata salah satu tenaga medis di Rumah Sakit al-Ahli, yang menerima dua jenazah korban dari kawasan Zeitoun, Gaza bagian tenggara.

Di Khan Younis, seorang anak dilaporkan syahid setelah serangan udara menghantam sebuah apartemen di kawasan al-Amal. Sementara itu, di tengah Kota Gaza, tiga warga lainnya, termasuk seorang anak perempuan, meninggal dalam serangan terhadap rumah di kawasan Yarmouk.

Tim penyelamat juga menemukan empat jenazah tambahan dari bawah reruntuhan rumah keluarga al-Banna di kawasan al-Sabra. Upaya pencarian korban masih berlangsung, meski diwarnai kesulitan besar akibat tembakan dan drone Israel yang terus melayang di langit Gaza.

Rumah Sakit al-Aqsa di Deir al-Balah melaporkan sejumlah korban luka akibat serangan terhadap kamp pengungsi di wilayah tengah Gaza. Sementara itu, militer Israel mengonfirmasi kematian satu prajurit cadangan mereka di Rafah setelah posisinya diserang pada hari yang sama.

Gencatan Senjata yang Dikhianati

Perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel (yang disepakati pada 9 Oktober 2025 dengan mediasi Qatar, Mesir, dan Turki di bawah rencana Presiden AS Donald Trump) seharusnya menjadi langkah awal menuju stabilitas: pertukaran tawanan, penghentian serangan, dan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan.

Namun, harapan itu kembali pupus. Sejak kesepakatan diumumkan, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 150 warga Gaza, menambah panjang daftar korban dari lebih 67 ribu orang yang telah syahid sejak awal agresi, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak.

Alih-alih menepati komitmen, Israel terus melancarkan serangan yang menargetkan kamp pengungsi, rumah-rumah sipil, dan fasilitas umum. Gaza, yang sudah porak-poranda, kini menghadapi babak baru penderitaan di tengah “perdamaian” yang hanya hidup di atas kertas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here