Ketua Klub Tawanan Palestina, Abdullah Al-Zughari, pada Kamis (6/3) menuntut penyelidikan internasional yang independen dan netral terkait kesyahidan puluhan tahanan Palestina di penjara Israel.
Tuntutan ini muncul setelah kematian empat tahanan Palestina dalam beberapa hari terakhir di penjara Israel, termasuk Ashur Ali Al-Batsh, warga Gaza yang wafat pada Kamis dan mendapat penghormatan dari Gerakan Jihad Islam.
Al-Zughari menyebut kematian empat tahanan tersebut sebagai bencana kemanusiaan yang berkelanjutan, menandai fase paling berdarah dalam sejarah perjuangan tawanan Palestina.
Dia menegaskan bahwa kejahatan terhadap para tahanan kini kembali ke tingkat yang sama seperti di awal agresi Israel ke Gaza.
Ia juga mengkritik dunia internasional yang masih mengabaikan penderitaan para tahanan, meskipun bukti kekejaman yang mereka alami semakin jelas. Al-Zughari menyoroti aksi teror terorganisir yang dilakukan Israel terhadap tahanan yang telah dibebaskan dan keluarga mereka, termasuk ancaman berat jika mereka mengungkap kejahatan yang mereka alami di penjara.
Oleh karena itu, ia menuntut investigasi internasional atas kematian puluhan tawanan akibat penyiksaan, kelaparan, pengabaian medis, dan kekerasan seksual. Ia juga menyerukan tindakan konkret untuk mengadili para pemimpin Israel atas kejahatan perang yang terus mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.
Menurut data Palestina, jumlah syuhada di dalam penjara Israel sejak dimulainya agresi ke Gaza telah meningkat menjadi 62 orang, dengan setidaknya 40 di antaranya berasal dari Jalur Gaza.
Sumber: Anadolu Agency