Spirit of Aqsa, Palestina – Sebanyak 44 orang tewas dan lebih dari 150 terluka saat merayakan festival keagamaan Lag B’Omer di kaki Gunung Meron, Israel pada Kamis (29/4).

Festival Lag B’Omer ini didaulat menjadi acara kerumunan terbesar di Israel sejak pandemi Covid-19 merebak di negara itu.

Dilansir Times of Israel, layanan darurat Magen David Adom mengatakan 38 orang tewas langsung di lokasi kejadian. Medis merawat puluhan orang, termasuk diantaranya 18 dengan kondisi serius, 2 luka berat, dan 80 orang luka ringan.

Semua yang terluka sudah dievakuasi ke rumah sakit. Kementerian Kesehatan mengonfirmasi bahwa total korban tewas adalah 44 orang.

Radio Angkatan Darat melaporkan bahwa anak-anak termasuk di antara yang tewas dan terluka.

Peristiwa tersebut menjadi salah satu tragedi terburuk dalam sejarah damai di Israel, menyamai jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan Gunung Karmel tahun 2010.

Magen David Adom mengatakan tragedi itu disebabkan karena banyaknya orang yang ikut sehingga terjadi kerumunan yang saling berhimpitan. Laporan awal mengatakan tribun konser runtuh, namun pihak MDA mengatakan insiden itu dilatari peserta yang saling berdesakan.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan adegan kacau ketika pria Yahudi Ultra-Ortodoks memanjat celah di lembaran besi bergelombang yang robek untuk menghindarkan diri dari situasi berdesakan, ketika polisi dan paramedis mencoba menjangkau yang terluka.

Mayat-mayat tergeletak di atas brankar di koridor, seluruhnya dibungkus kertas timah.

Di Twitter, PM Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai “bencana besar” dan menambahkan: “Kami semua berdoa untuk kebaikan para korban.”

Pertemuan itu diadakan dengan menafikkan pejabat kesehatan yang khawatir bahwa keramaian dapat menimbulkan risiko COVID-19.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here