Krisis kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Dalam pernyataan bersama, para menteri luar negeri dari 27 negara dan pejabat tinggi Uni Eropa menyebut penderitaan warga Gaza telah mencapai tingkat yang “tak terbayangkan” dan kelaparan menyebar dengan cepat. Mereka menuntut Israel membuka akses penuh bagi semua bantuan kemanusiaan internasional tanpa hambatan.

Negara-negara penandatangan, termasuk Inggris, Kanada, Australia, Jepang, Prancis, dan Uni Eropa, menekankan perlunya langkah segera untuk menghentikan kelaparan dan menegaskan bantuan kemanusiaan tidak boleh dipolitisasi. Mereka juga menyampaikan apresiasi kepada AS, Qatar, dan Mesir atas upaya mendorong gencatan senjata.

Komisioner Uni Eropa untuk Kesetaraan dan Manajemen Krisis, Helena Dalli, memperingatkan bahwa warga Gaza kini berada “di tepi jurang kelaparan.” Ia mengingatkan bahwa setiap serangan darat Israel skala besar akan berakibat “katastrofik.”

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lima kematian baru akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir, termasuk dua anak. Total korban jiwa akibat kelaparan kini mencapai 227 orang, di antaranya 103 anak.

Bantuan Terbatas, Banyak Dijarah
Kantor Media Pemerintah Gaza menyebut 124 truk bantuan yang masuk pada Minggu (10/8) sebagian besar dijarah akibat “kekacauan keamanan yang disengaja” oleh Israel, sebagai bagian dari strategi “rekayasa kelaparan” untuk melemahkan daya tahan rakyat Palestina.

Dalam dua pekan terakhir, hanya 1.334 truk bantuan yang masuk, jauh dari target 9.000 truk yang dibutuhkan. Israel dituding menghambat pengiriman bantuan, menutup jalur penyeberangan, dan membatasi peran organisasi kemanusiaan.

Pemerintah Gaza memegang Israel dan sekutunya sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas “bencana kemanusiaan” ini, dan menyerukan PBB, negara-negara Arab, Islam, serta komunitas internasional untuk segera membuka akses bantuan.

Program Pangan Dunia (WFP) menegaskan bahwa pengiriman bantuan lewat udara tidak akan cukup menghentikan kelaparan yang mengancam 500 ribu jiwa di Gaza. “Kami siap membanjiri Gaza dengan makanan jika akses darat dibuka,” ujar Direktur Rantai Pasokan WFP, Corinne Fleischer.

Sementara itu, Denmark mengumumkan pengiriman pesawat militer “Hercules” untuk menjatuhkan bantuan dari udara. Namun, menurut pejabat AS, pemerintahan Presiden Donald Trump tidak menganggap opsi udara sebagai solusi memadai, meski “terbuka terhadap cara-cara inovatif” untuk memastikan bantuan pangan tiba ke warga Palestina tanpa jatuh ke tangan Hamas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here