Spirit of Aqsa, Palestina– Setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza dilaporkan hidup di bawah garis kemiskinan. Demikian laporan Lembaga HAM, Euro-Mediterranean Human Rights Monitor.

“Kondisi itu sebagai akibat dari 16 tahun blokade Israel yang diberlakukan di daerah kantong pantai,” demikian laporan LSM yang didirikan oleh pembela hak asasi manusia Gaza Ramy Abdu itu

Seperti diketahui, pada tahun 2006, penjajah Israel memberlakukan pengepungan ilegal di daerah kantong pantai ketika Hamas, sebuah kelompok Islam Palestina, memenangkan pemilihan umum di Wilayah Palestina. Keberhasilan pemilihan mereka mengakibatkan bentrokan dengan saingan dari Fatah, gerakan yang menjalankan Otoritas Palestina (PA).

Penjajah Israel memperketat blokadenya terhadap Gaza setelah Hamas secara paksa mengambil alih wilayah itu dari Fatah pada 2007. “Kebijakan hukuman kolektif Israel terhadap penduduk Gaza masih konsisten, dengan cara yang jelas menunjukkan niat Israel untuk menimbulkan kerugian materi dan moral yang besar pada penduduk Gaza,” kata laporan itu.

Dia menambahkan, krisis kemanusiaan di Gaza telah berlipat ganda di tengah blokade. Pada 2005, sebelum pengepungan Israel, tingkat pengangguran sekitar 23,6 persen, sementara pada akhir 2021 mencapai 50,2 persen dan menjadi salah satu tingkat pengangguran tertinggi dunia.

Israel, yang menganggap Hamas sebagai organisasi teror bersama dengan Uni Eropa, AS dan Inggris, meluncurkan empat operasi militer skala besar di Jalur Gaza antara 2008 dan 2021. “Serangan Israel menghancurkan puluhan ribu rumah dan industri, menyebabkan runtuhnya fasilitas ekonomi di Jalur Gaza,” jelas laporan itu.

Organisasi itu meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar mengakhiri pengepungan ilegal, mendesak Pengadilan Kriminal Internasional “untuk membuka penyelidikan terhadap para pemimpin dan tentara Israel. Terutama yang terlibat dalam kebijakan hukuman kolektif dan serangan militer terhadap Gaza. Alkhaledi kurnialam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here