Spirit of Aqsa, Palestina- Semjumlah pakar militer mengungkapkan, Brigade Al-Qassam sudah memetik kemenangan saat melancarkan Taufan Al-Aqsa pada Sabtu (7/10). Di sisi lain, zionis Israel tak punya mentalitas untuk menghadapi perang multi-front.
Sejauh ini, militer Israel hanya mampu melakukan serangan udara ke pemukiman sipil Jalur Gaza dan menghadapi pejuang Al-Qassam di beberapa titik wilayah jajahan Israel. Kemungkinan invasi darat ke Gaza masih penuh pertimbangan keamanan dan strategis, lantaran harus menghadapi ancaman perang multi-front setelah mendapat serangan roket dari kelompok militan di negara tetangga Lebanon dan Suriah.
Israel kembali menyerang sasaran pada Rabu di Lebanon selatan, sebuah wilayah yang dikuasai oleh Hizbullah yang didukung Iran. Pada Rabu malam, sirene roket terdengar di utara Israel, dan tentara mengatakan ada dugaan “infiltrasi” udara dari Lebanon. Militer Israel kemudian mundur, menyalahkan “kesalahan”.
Analisis Quds News mengungkapkan, militer Israel tak punya mentalitas untuk menghadapi perang multi-front. Para petinggi militer hanya terfokus invasi darat ke Jalur Gaza, meski sampai saat ini masih dalam tahap rencana saja. Itu ditandai dengan serangan udara hingga hari keenam perang.
Ramadhan lalu, penjajah Israel menjadi sasaran tembakan rudal dari beberapa front, bertepatan dengan operasi dan perlawanan di Tepi Barat. Ini mungkin merupakan “latihan” kecil untuk perang di masa depan, yang dikonfirmasi oleh musuh-musuh militer Israel seperti Hizbullah di Lebanon, dan terutama Al-Qassam di Gaza.
Menurut analis Quds News, para pejuang Palestina sudah melakukan persiapan sejak lama. Hal ini mendorong para kepala staf dan lembaga militer dan keamanan penjajah Israel untuk membicarakan kesiapan menghadapi opsi perang multi-front.
Fajar 7 Oktober menghancurkan banyak prediksi pada tingkat teoritis dan praktis. Pejuang Al-Qassam berhasil ‘menginjak-injak’ kecanggihan militer zionis Israel. Pejuang Al-Qassam berhasil lolos dari jangkauan intelijen Israel-AS. Pejuang Al-Qassam berhasil memasiki wilayah-wilayah Palestina 48.
Al-Qassam mengirim pasukan elit melalui jalur darat dan udara, sebuah strategi yang tak pernah terfikirkan sebelumnya. Di udara, pasukan elit menggunakan pesawat layang menyusul 5.000 rudal yang berhasil menembus iron dome milik penjajah Israel.
Pasukan elit Brigade Al-Qassam dan faksi perlawanan lain seperti Jihad Islam berhasil menguasai situs militer di “selubung Gaza”, menewaskan perwira dan tentara, menangkap puluhan tentara, menghancurkan alat komunikasi dan pengawasan, dan mampu untuk menghapus “Divisi Gaza” yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut dari layanannya.
Pengendalian operasional yang mengesankan yang dicapai oleh pejuang Al-Qassam pada gelombang pertama operasi. Itu diakui sendiri para pemimpin militer penjajah Israel, sehingga mereka terpaksa memblokade total Jalur Gaza. Pada saat itu pula, pejuang Al-Qassam berhasil menghancurkan sejumlah kendaraan lapis baja penjajah Israel.
Pejuang Al-Qassam sudah berhasil sejak hari pertama Taufan Al-Aqsa. Mereka juga berhasil mempertahankan sistem komando dan kenali, hingga berhasil menggantikan kekuatan di wilayah sasaran operasi militer dengan kekuatan lain. Para pejuang terus bergantian untuk menjaga stamina agar tetap bisa bertempur melawan penjajah Israel.
Kekalahan itu memaksa zionis Israel meminta tolong ke sekutu terdekatnya, Amerika Serikat. Hal itu menunjukkan ketidakmampuan penjajah israel untuk berperang lebih dari satu front. Apalagi, Al-Qassam sudah mengingatkan, Taufan Al-Qassam baru permulaan.
Pukulan keras yang diterima oleh tentara penjajah Israel mendorong Amerika Serikat untuk segera memberikan bantuan militer kepada mereka. Bantuan Amerika Serikat merupakan bukti lain yang menunjukkan kekalahan militer Israel. 7 Oktober bahkan berhasil membuat Israel dan sekutunya kaget tak berdaya.
Perang di lebih dari satu front memerlukan kemampuan koordinasi antar senjata di darat, laut, dan udara, hal yang ingin dicapai oleh penjajah Israel selama beberapa tahun terakhir, selain kemampuan melakukan manuver darat di berbagai front.
Militer Israel kian diragukan mampu berperang multi-front, karena kekuatan mereka sudah hancur lebur di Gaza. Taufan Al-Aqsa menghancurkan banyak fasilitas penting militer Israel. Beberapa hari terakhir, militer Israel sangat jelas terlihat sudah ketakutan dengan menyerang warga sipil tak berdaya. Itu merupakan strategi menyedihkan dan menunjukkan kekalahan.
Sumber: Quds News