Pada hari ke-78 genosida yang terus digencarkan Israel di Gaza, pejuang perlawanan Palestina melancarkan operasi sengit di Jabalia yang menewaskan tiga tentara Israel dan melukai sebelas lainnya. Pertempuran bermula dari penyergapan terencana yang membuat pasukan Zionis terjebak, dan helikopter militer yang mencoba mengevakuasi ikut menjadi sasaran tembakan.

Tak hanya di Jabalia, tentara Israel juga menghadapi dua serangan lainnya: ledakan bom di sebuah gedung yang mengenai Brigade Golani dan serangan rudal anti-tank ke unit evakuasi yang mengakibatkan korban luka-luka. Total, 24 tentara Israel terluka, termasuk satu dalam kondisi kritis dan dua dalam kondisi serius.

Di tengah tekanan medan perang, Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir menjatuhkan hukuman penjara bagi dua tentara yang menolak kembali ke Gaza karena kelelahan.

Sementara itu, krisis kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Senin kemarin, tentara Israel menggerebek Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, memperparah penderitaan warga sipil yang tengah berjuang bertahan hidup.

Program Pangan Dunia (WFP) mengungkapkan bahwa lebih dari dua juta warga Gaza kini berada dalam kelaparan ekstrem—dan jutaan lainnya di ambang bencana kelaparan.

Menyusul insiden berdarah di dekat pusat distribusi bantuan pangan yang menewaskan puluhan warga Palestina, Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen atas tragedi tersebut.

Sementara perhatian dunia terarah ke Gaza, kekerasan Israel di Tepi Barat tetap berlangsung setiap hari. Kota-kota dan desa-desa Palestina masih terus digempur dengan penggerebekan, penangkapan, dan intimidasi rutin dari pasukan pendudukan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here