Spirit of Aqsa, Palestina – Warga dan aktivis Turki mencopot bendera Israel yang dikibarkan dalam perayaan kunjungan Presiden penjajah Israel, Isaac Herzog, ke Turki. Bendera yang telah diturunkan itu lalu diganti dengan bendera Palestina. Video-video aksi tersebut tersebar di media sosial Turki pada Kamis (10/03/2022).
Selain itu, para aktivis dan warga Turki juga turun ke jalan menggelar aksi protes menolak kunjungan Isaac. Berdasarkan foto-foto yang diunggah Qudsnews, tampak demonstran membawa bendera Palestina dilengkapi slogan-slogan penolakan terhadap Israel.
Dalam salah satu video, yang nampaknya direkam dari dalam sebuah kendaraan, terlihat tiga orang pria mendekati tiang lampu jalan yang diatasnya terikat bendera Zionis ‘Israel’.
Kemudian salah satu pria, dibantu dua pria lain, menarik bendera tersebut hingga ikatannya putus dan membawanya pergi.
Sementara dalam video lain, nampak beberapa orang mencopoti bendera Zionis ‘Israel’ yang terikat di lampu-lampu jalan kota. Dengan menggunakan tongkat mereka menurunkan bendera-bendera tersebut dan menggantinya dengan bendera Palestina. Tidak hanya sampai di situ, mereka kemudian menumpuk bendera yang mereka kumpulkan dan membakarnya.
Kerja Sama Gas Alam
Presiden ‘Israel’ Isaac Herzog tiba di ibu kota Turkiye, Ankara, pada hari Rabu dan disambut dengan upacara kenegaraan. Erdogan dan Herzog mengadakan konferensi pers bersama setelah pertemuan antara delegasi kedua negara di kompleks presiden. Pada hari Kamis, Herzog bertemu dengan anggota komunitas Yahudi di Istanbul.
Menurut Erdogan pertemuan akan membahas bekerja sama membawa gas alam Israel ke Eropa dan menghidupkan kembali sebuah gagasan yang pertama kali dibahas lebih dari 20 tahun yang lalu. Kepala perusahaan Israel yang memompa gas dari ladang raksasa di Mediterania Timur mengatakan, perusahaannya dapat memasok Turki jika menyediakan infrastruktur.
“Posisi kami selalu jelas. Jika Anda ingin bensin, bagus. Kami siap memberi. Anda membangun jaringan pipa untuk kami dan kami akan memasok gas,” ujar Yossi Abu, kepala eksekutif NewMed Energy pada konferensi investor dua pekan lalu.
Memburuk setelah Attaturk
Selama 98 tahun, Turki memiliki hubungan kokoh dengan Israel di bawah kendali Mustafa Kemal Ataturk, tokoh yang membelokkan Kekhalifahan Utsmani menjadi negara Turki sekuler tahun 1921-1924.
Di era Attaturk, Turki menjadi negara Muslim pertama mengakui Negara Zionis. Namun sejak tahun 2010, dibawah Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, hubungan dengan Israel terus memanas, khususnya setelah Perang Gaza pertama, akhir tahun 2008 hingga bulan pertama tahun 2009.
Hubungan makin memburuk setelah kasus Kapal Mavi Marmara Turki tahun 2010 yang membawa bantuan ke Gaza.
Kepala intelijen militer Israel Mayor Jenderal Amos Yadlin mengatakan keretakan hubungan ini adalah hasil dari pemimpin baru Ankara yang dinilai berpaling dari sekularisme dan menuju Islami. Komentar Amos Yadlin ini disampaikan kepada komite parlemen.