AS- Jeffery Shaun King, seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) dan penulis dari Amerika Serikat memutuskan masuk Islam. Dia memutuskan menjadi mualaf setelah tersentuh melihat ketabahan warga Palestina di Jalur Gaza dalam menghadapi pembantaian yang dilakukan militer Israel.
Mengutip The Famous People, pria lulusan Morehouse College itu lahir di Atlanta, Georgia Amerika Serikat. Dia sempat menjadi pastor Kristen di sebuah gereja pada 2008 dan mengabdi selama empat tahun. Selama menjadi pastor, dia mendirikan salah satu bantuan sosal seperti HopeMob.org.
King memutuskan menjadi penulis setelah melanjutkan studi S2 nya di Arizona State University. Dia sempat bekerja sebagai kontributor di berbagai perusahaan media setempat. Dia aktif menjadi kontributor dalam berbagai media lokal, hingga pada 2017, ‘Komite Warga untuk Anak-anak di New York’ memberinya penghargaan Samuel Peabody atas kontribusinya.
Sejak 2013, dia aktivis mendukung berbagai gerakan sosial, khususnya protes kekerasan dan rasialisme yang terjadi pada kelompok kulit hitam di AS. Kiprahnya di gerakan HAM tak usai begitu saja.
Dia juga mendirikan organisasi Justice Together sarana untuk mengidentifikasi kebrutalan polisi terhadap warga sipil. Namun, organisasi tersebut dibubarkan pada 2016. Dia kemudian menerbitkan sebuah buku berjudul ‘Make Change’ sebagai salah satu buku pedoman untuk gerakan yang ia dukung selama ini.
Buku tersebut ia gunakan sebagai titik baliknya untuk tetap aktif mendukung gerakan kemanusiaan dan sosial di AS. Hingga kini, ia masih aktif menyuarakan dukungannya terhadap gerakan hak-hak warga kulit hitam melawan diskriminasi di AS, Black Lives Matter.
Mualaf Setelah Lihat Ketabahan Warga Gaza
King memutuskan memeluk Islam pada Senin (11/3/2024). bersama sang istri, Rai King. Keduanya mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Valley Ranch Islamic Center Dallas, Texas, dibimbing sang imam, Omar Suleiman.
Sejak agresi Israel ke Palestina, King kerap lantang menyuarakan berbagai pembelaan terhadap orang-orang Palestina. Dia memanfaatkan kanal media sosial seperti TikTok sebagai sarana untuk menyangkal disiformasi yang masuk akibat propaganda Israel.
Hal yang mengejutkan bagi King adalah ketabahan warga Gaza. Hatinya merasa tergerak karena melihat ketabahan orang-orang Palestina yang menderita akibat kekejian Israel.
“Itu amat menyentuh saya dengan cara yang sangat mendalam menyaksikan orang-orang di tempat yang paling berbahaya dan traumatis di planet ini sekarang. Mereka hanya bisa melihat reruntuhan dan jasad keluarga mereka, namun masih bisa melihat makna dan tujuan dalam hidup. Keyakinan dan ketaatan mereka yang amat kuat kepada Islam bukan hanya membuka hati saya, tapi juga hati jutaan orang di seluruh dunia,” ujar King dalam akun Instagramnya.