Spirit of Aqsa, Palestina- Sejumlah saksi mata mengungkap setidaknya 19 warga sipil di Jalur Gaza ditembak mati oleh tentara teroris Israel pada Desember 2023. Perempuan dan anak-anak dipisahkan dari keluarga mereka, dipukuli dan digeledah.

Mengutip Aljazeera, beberapa kelompok HAM telah mengumpulkan kesaksian eksekusi mati ke-19 warga sipil ini dan Al Jazeera sudah mendapatkan rekaman serta keterangan sejumlah anggota keluarga atas kejadian pada 19 Desember 2023.

“Tank-tank dan buldozer mengepung sebuah gedung rumah susun, yang sebelumnya sudah dihujani peluru selama beberapa hari terakhir. Situasi ini sungguh membuat putus asa. Suami saya sudah mengatakan pada mereka kalau dia warga sipil,” kata Umm Odai Salem, yang suaminya menjadi korban syahid. 

Beberapa tentara teroris Israel menggeledah gedung, menggedor setiap pintu. Mereka tak peduli walau orang-orang berteriak mereka yang dicokok Israel adalah warga sipil. 

“Mereka membawa suami saya ke gedung apartemen yang lain. Saya mengikuti dan memohon pada tentara Israel agar melepaskan suami saya karena kami hanya warga sipil,” kata Umm.   

Umm menceritakan, tentara teroris Israel memukulinya dan putrinya. Mereka menempatkan para perempuan dalam sebuah ruangan dan mengancam dengan senanpan dan pisau. Tak hanya itu, tentara Israel juga menggeledah dan menghina mereka menggunakan kata-kata yang sangat kotor.

Tentara Israel mengabaikan permohonan mereka dan tetap mengeksekusi di luar gedung rumah susun semua laki-laki yang mereka tangkapi. 

“Suami saya adalah satu dari 19 laki-laki di gedung ini yang mereka bunuh. Tentara Israel meminta mereka membungkuk dan mengeksekusi mati mereka. Tentara membunuh mereka semua,” kata Umm.

Rekaman video memperlihatkan tubuh para korban eksekusi mati itu bolong akibat tertembus peluru di bagian punggung. Setelah laki-laki di gedung rumah susun itu dieksekusi mati, gedung tersebut diberondong oleh peluru. Balita usia tiga tahun syahid dalam serangan itu. 

“Saya menggendong adik saya, lalu terdengar suara letusan peluru. Saya fikir adik saya hanya menangis, namun ternyata dia sedang sekarat. Pecahan peluru menembus kepala, mata dan lehernya,” kata seorang saksi mata. 

William Schabas, profesor bidang hukum internasional dari Universitas Middlesex, London, mengatakan rekaman video dan kesaksian para saksi mata bisa menjadi bukti di pengadilan kriminal internasional.

Tentara teroris Israel bukan hanya membunuh warga sipil, namun pembantaian ini juga masih kategori kejahatan perang. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here