Juru bicara Brigade al-Qassam, Abu Ubaidah, menyatakan kesediaan pihaknya mengizinkan Palang Merah Internasional mengirim makanan dan obat-obatan bagi tawanan Israel di Gaza, asalkan Israel terlebih dahulu membuka koridor kemanusiaan secara permanen dan menghentikan serangan udara selama proses penyerahan berlangsung.

Dalam pernyataan resmi, Abu Ubaidah menegaskan Hamas “siap merespons positif” setiap permintaan Palang Merah untuk menyalurkan bantuan bagi tawanan Israel. Namun ia menolak memberi perlakuan istimewa di tengah kebijakan pengepungan dan kelaparan massal yang menimpa lebih dari dua juta warga Gaza.

“Mereka (tawanan) akan makan dari apa yang dimakan para pejuang kami dan rakyat Palestina pada umumnya,” tegasnya, menepis tuduhan bahwa al-Qassam sengaja menerapkan kelaparan terhadap para tawanan Israel.

Syarat al-Qassam tegas, pembukaan jalur bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Gaza tanpa pengecualian, dan penghentian operasi udara Israel selama penyerahan bantuan berlangsung.

Netanyahu Minta Palang Merah Turun Tangan, Tapi Terus Menolak Gencatan Senjata

Di hari yang sama, PM Israel Benjamin Netanyahu menghubungi pimpinan Palang Merah di Tel Aviv, meminta “intervensi segera” untuk memberi makanan serta perawatan medis bagi para tawanan Israel di Gaza.

Netanyahu menuduh Hamas menyebarkan “kebohongan kelaparan”, dan mengeklaim justru tawanan Israel menjadi korban “kelaparan sistematis”. Ia bersumpah lebih bertekad dari sebelumnya untuk membebaskan tawanan “dan menghancurkan Hamas”.

Kemarahan publik Israel meletup setelah dua video terbaru menunjukkan kondisi mengenaskan dua tawanan: Avitar David dan Rom Braslavsky kurus, pucat, dan terguncang akibat krisis pangan. Demonstrasi keluarga tawanan pecah di Tel Aviv, menuntut Netanyahu segera menerima pertukaran tawanan dan menarik pasukan dari Gaza demi keselamatan mereka.

“Ada satu-satunya jalan menuju kemenangan: pulangkan tawanan dan akhiri perang,” teriak keluarga dalam aksi protes, sembari menuduh pemerintah “menyesatkan opini publik” dengan janji pembebasan melalui kekuatan militer.

Hamas: Semua Tawanan Akan Dibebaskan Sekaligus dalam Pertukaran Komprehensif

Israel memperkirakan sekitar 50 warganya ditahan di Gaza, 20 di antaranya masih hidup. Sebaliknya, lebih dari 10.800 warga Palestina kini mendekam di penjara Israel dalam kondisi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang telah merenggut banyak nyawa.

Upaya negosiasi tak langsung yang dimediasi Qatar, Mesir, dan AS di Doha baru-baru ini mandek setelah Israel menolak syarat penarikan pasukan dari Gaza dan penghentian perang.

Hamas menegaskan kesiapannya membebaskan semua tawanan Israel sekaligus jika Israel bersedia:

  • Menghentikan agresi,
  • Menarik pasukan dari Gaza,
  • Membebaskan tawanan Palestina,
  • Mengakhiri blokade.

Namun Netanyahu terus mempersulit dengan menambah syarat baru, seperti “pelucutan senjata faksi perlawanan”, bahkan kini menggagas kembali rencana pendudukan total Jalur Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here