Spirit of Aqsa, Palestina- Hamas memperlakukan warga sipil yang ditawan di Jalur Gaza seperti tamu. Hal itu ditegaskan Hamas sejak 7 Oktober 2023 dan akan membebaskan mereka jika kondisi sudah kondusif.

“Kami memastikan bahwa kami siap melepaskan mereka (warga sipil), namun situasi di lapangan dan agresi zionis yang mengancam nyawa merekalah yang menghambat penyelesaiannya,” kata Al-Qassam melalui situs resmi Hamas pada Selasa, 11 November 2023.

Narasi dan komitmen Hamas tersebut terbukti dalam pertukaran tahanan sebagai salah satu poin perjanjian gencatan senjata. Misalnya 22 warga asing yang dibebaskan meski pembebasan mereka tidak termasuk dalam perjanjian gencatan senjata. 

Di sisi lain, para tahanan yang dibebaskan tak menunjukkan adanya penyiksaan. Hal yang terjadi justru sebaliknya, momen lambaian tangan saat dibebaskan yang tertangkap kamera menjadi bukti perlakuan Hamas kepada para tahanan. 

Hal itu juga dikonfirmasi adik seorang tahanan asal Thailand, Roongarun Wichanguen, saat wawancara dengan Agence France-Press. Wanita Thailand itu menegaskan, Hamas memperlakukan saudara laki-lakinya dengan baik.

“Saya bertanya kepadanya apakah dia disiksa, dan dia mengatakan bahwa dia tidak disiksa atau dianiaya secara fisik dan dia makan dengan normal.”

“Dia dalam keadaan koma dan mereka merawatnya dengan baik dan pakaiannya tidak kotor. Dia tampak seperti orang normal, seolah-olah dia tinggal di rumah.”

Hamas membebaskan 12 warga Thailand yang ditawan di Jalur Gaza, menurut Perdana Menteri Thailand Sita Taweesin.

Reuters mengutip seorang sumber yang mengatakan, pembebasan para pekerja Thailand dilakukan dalam kerangka perjanjian terpisah dengan Hamas, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.

Semua warga Thailand yang dibebaskan adalah laki-laki dan tidak termasuk dalam perjanjian pertukaran dengan teroris Israel, termasuk perempuan dan anak-anak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here