Spirit of Aqsa, Palestina- Taufan Al-Aqsa tidak berhenti di perbatasan Palestina saja. Operasi yang dilakukan Al-Qassam itu dibarengi keinginan kuat masyarakat muslim dunia untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk apapun.

Ada kelompok yang menyebarkan isu Palestina terhadap anak-anak yang dibungkus dengan cerita yang menarik. Fakta lapangan disampaikan sedemikian rupa dan sederhana. Seperti yang dilakukan seorang pelukis asal Mesir, Amr Al-Taroty.

Dia memperkenalkan Masjid Al-Aqsa melalui lokarkarya. Dia juga membuat kompetisi menggambar terkait Palestina. Dari gambar-gambar iulah, sang pelukis menjelaskan tentang Masjid Al-Aqsa, Palestina, dan perjuangan rakyat Gaza dalam merebut kemerdekaan. Cara seperti ini merupakan edukasi yang tepat untuk anak-anak.

Berjuang dengan Lukisan

Amr berinisiatif berkontribusi dalam menyebarkan kesadaran akan isu Palestina dengan mengadakan lokakarya yang terinspirasi dari Taufan Al-Aqsa. Menurut dia, anak-anak tidak bisa mencerna permasalahan politik maupun ideologi agama yang melatarbelakangi Taufan Al-Aqsa. Maka, cara tepat menjelaskan kepada anak-anak adalah melalui hal-hal yang terdekat dengan mereka, salah satunya menggambar.

“Meskipun kita menyadari masalah yang telah kita saksikan dalam banyak peristiwa, generasi baru masih perlu memahami apa yang sedang terjadi, dan mengetahui masalah tersebut dengan cara yang sesuai dengan usia mereka. Jadi kami berpikir untuk mengadakan kegiatan yang menghubungkan pikiran anak-anak dengan isu Palestina,” kata Amr dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, dikutip Al Jazeera, Senin (16/10/2023).

Lokakarya yang diselenggarakan berfokus pada warna bendera Palestina dan Masjid Al-Aqsa. Lomba diakhiri dengan menggambar bendera. Amr menyediakan hadiah berlangganan gratis selama tiga bulan dalam sebuah grup daring terkait lukisan. Dalam grup itu, banyak pelukis-pelukis hebat yang tergabung.

Amr mengaku terkejut saat melihat antusias anak-anak untuk mengikuti lomba tersebut. Meskipun kesedihan meliputi umat Islam dunia atas apa yang terjadi di Palestina, namun ada rasa gembira saat melihat anak-anak antusias ingin mengetahui isu Palestina.

“Orang-orang sangat antusias untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut, dan hanya dalam waktu 24 jam kami menerima 183 karya seni yang diikuti oleh anak-anak dari hampir semua negara, namun kami memutuskan untuk memilih Sebagai juri kompetisi, dia berkebangsaan Palestina, oleh karena itu kami menghubungi pelukis besar Palestina, Amani Al-Baba,” ujar Amr.

Amani Al-Baba memilih tiga pemenang. Dia mengaku sangat terkesan dengan kompetisi tersebut, sehingga langsung mengirimkan video ucapan terimakasih atas upaya edukasi tersebut.

“Dia sangat terkesan dengan kompetisi ini, sehingga dia mengirimi kami rekaman video klip di mana dia berterima kasih kepada kami atas perasaan kami dan atas perlawanan kami dengan cara yang berbeda, bahkan jika penolakan itu adalah sebuah ekspresi,” jelas Amr.  

Antusiasme

Puluhan inisiator sudah menyelenggarakan edukasi menarik terkait isu Palestina yang ditujukan kepada anak-anak. Inisiatif tersebut antara lain berupa lokakarya gratis bagi anak-anak untuk mempelajari kisah Palestina secara sederhana dan Masjid Al-Aqsa. Inisiatif artistik bertajuk “Dhay” ini diselenggarakan melalui aplikasi Zoom untuk anak-anak berusia empat hingga tujuh tahun. Sangat banyak peserta yang mendaftar.

Ada pula gelaran seni “Makkouk” yang ditujukan untuk anak-anak. Di situs resminya tersedia buku mewarnai berjudul “Palestina dalam Warna.”

Majalah anak-anak Mesir “Aladdin” juga memuat gambar pahlawan utamanya mengenakan selendang Palestina, dengan kalimat, “Kami akan tetap tabah dan Palestina akan tetap ada.”

Sedangkan, inisiatif elektronik “Tanoon” menominasikan penawaran buku anak-anak tentang Palestina yang dapat dibacakan kepada anak-anak mulai usia dua tahun.

Donasi “Peta”

Ahmed Diouf, penerbit asal Mesir, salah satu pendiri Dar Kutopia, dan direktur penerbitan Dar Sadeem, tidak menyangka akan menerima sumbangan dalam bentuk lain sehubungan dengan kejadian yang terjadi saat ini. Dia menerima permainan puzzle kayu “Puzzle” untuk peta Palestina yang ditujukan untuk anak-anak.

Diouf mengatakan, “Ide permainan yang kami jual di perpustakaan Alexandria dimulai bertahun-tahun yang lalu, dan ide tersebut muncul ketika Google mengganti nama kota Palestina di petanya dengan nama Ibrani, jadi saat itu kami berpikir untuk merancang sebuah permainan edukatif yang menyertakan peta Palestina, asalkan terbuat dari kayu.”

Kemudian, salah satu donatur mengirimi Diouf peta digital gratis untuk dicetak. Saat itu dia membagikan secara gratis kepada masyarakat. Hingga salah satu pelaku seni membuat puzzel untuk peta Palestina lalu dibagikan secara gratis pula.

Keyakinan Diouf akan pentingnya menanamkan kesadaran di benak anak-anak tentang isu Palestina sejak dini menjadi alasan yang sama yang mendorong penanggung jawab aplikasi elektronik “Nouri” untuk menyediakan cerita secara gratis melalui aplikasi tersebut. Termasuk kisah-kisah seputar Palestina, seperti kisah “Kisah Masjid Al-Aqsa”.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here