Pemerintah Israel kembali menegaskan larangan bagi jurnalis internasional untuk memasuki Jalur Gaza, meski tekanan global kian meningkat. Dalam pernyataannya kepada Mahkamah Agung, Tel Aviv menyebut akan menyusun kebijakan baru dalam waktu sebulan terkait izin peliputan di wilayah tersebut.

Namun, banyak pengamat menilai langkah itu bukan niat untuk transparansi, melainkan cara lain bagi pemerintahan Benjamin Netanyahu mengulur waktu di tengah tudingan dunia atas upaya sistematis membungkam liputan genosida terhadap rakyat Palestina selama dua tahun terakhir.

Menurut laporan Haaretz, pemerintah Netanyahu menjanjikan laporan resmi soal kebijakan baru itu pada 23 November mendatang. Sementara itu, peliputan tetap dibatasi hanya sampai “garis kuning”, batas semu antara wilayah yang kini diduduki militer Israel dan area yang belum mereka kuasai sepenuhnya.

Asosiasi Pers Asing di Israel menyebut keputusan Mahkamah Agung yang tetap membolehkan pemerintah melarang jurnalis masuk Gaza sebagai bentuk “pembiaran terhadap penyensoran negara.” “Kami kecewa,” kata asosiasi itu, “karena pemerintah sekali lagi menggunakan alasan administratif untuk menunda dan membatasi akses jurnalis.”

Selama dua tahun terakhir, Israel berulang kali menggunakan alasan keamanan untuk menolak akses media, sebuah strategi yang, menurut asosiasi itu, “jelas ditujukan untuk menghalangi publik mengetahui kebenaran.”

Sejak dimulainya perang genosida pada 7 Oktober 2023, setidaknya 238 jurnalis Palestina syahid, sementara puluhan lainnya luka-luka atau ditahan oleh militer Israel. Organisasi media internasional menilai pola ini bukan kebetulan, tetapi bagian dari kebijakan sistematis untuk menutupi dampak perang terhadap warga sipil.

Kini, bahkan setelah perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Presiden AS Donald Trump mulai berlaku 10 Oktober lalu, situasi di Gaza tetap suram: lebih dari 68 ribu warga Palestina syahid, 170 ribu terluka, dan 90% infrastruktur sipil hancur. Namun Israel masih menutup pintu bagi jurnalis independen, menjauhkan dunia dari kenyataan pahit di balik reruntuhan Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here