Seorang prajurit Israel kembali mengakhiri hidupnya akibat gangguan stres pascatrauma (PTSD) setelah terlibat dalam perang di Jalur Gaza, sebagaimana dilaporkan harian Maariv. Ini menjadi kasus kedua dalam dua hari terakhir.
Menurut laporan tersebut, prajurit bernama Nehorai Rafael Barzani bunuh diri setelah mengalami tekanan psikologis mendalam yang dipicu keterlibatannya dalam operasi militer di Gaza. Selama dua tahun sejak 7 Oktober 2023, agresi Israel telah menyebabkan lebih dari 70 ribu warga Palestina syahid dan 170 ribu lainnya terluka, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Maariv mengaitkan lonjakan kasus bunuh diri di kalangan tentara dengan dampak psikologis berkelanjutan dari perang Gaza. Sekitar dua bulan lalu, Barzani sempat mengungkapkan perjuangannya melawan PTSD dan mengatakan bahwa ia menghabiskan tiga bulan di luar Israel untuk menjalani perawatan.
Laporan itu juga mengungkapkan kekurangan tenaga psikoterapis di Israel yang membuat beban layanan rehabilitasi Kementerian Pertahanan kian berat.
Pada Kamis lalu, seorang perwira cadangan dari Brigade Givati, Thomas Edzgouskes (28), juga ditemukan tewas bunuh diri setelah pergulatan mental yang panjang, menurut media Israel.
Data resmi Israel pada akhir Oktober lalu mencatat 279 upaya bunuh diri dalam tubuh militer dalam 18 bulan, dengan 36 di antaranya berujung kematian.
Meski gencatan senjata telah diberlakukan pada 10 Oktober lalu, Israel terus melanggar kesepakatan tersebut. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 367 warga Palestina syahid dan 953 lainnya terluka akibat ratusan pelanggaran gencatan senjata tersebut. Israel juga membatasi masuknya bantuan pangan dan obat-obatan, membuat sekitar 2,4 juta warga Gaza berada dalam kondisi kemanusiaan yang semakin kritis.
Sumber: Kantor berita dan media Israel










