Koalisi Freedom Flotilla kembali menantang blokade brutal Israel dengan meluncurkan kapal baru bernama “Handala” pada 13 Juli mendatang dari Pelabuhan Syracuse, Italia. Bukan sekadar kapal, “Handala” adalah simbol perlawanan moral dan seruan nurani global, mengingatkan dunia bahwa di Gaza, anak-anak tak hanya kehilangan rumah, tapi juga masa depan dan rasa aman.

“Handala” hadir tak lama setelah kapal “Madeleine” disergap dan dibajak di laut oleh pasukan Israel. Namun, alih-alih gentar, para aktivis justru makin bersemangat, membawa misi kemanusiaan sekaligus pesan penolakan terhadap pengepungan yang sudah berlangsung 18 tahun.

Mengusung muatan simbolis dan pesan solidaritas, kapal ini ditujukan “untuk anak-anak Gaza”. Lebih dari 50 ribu anak gugur atau terluka sejak Oktober 2023, dan hampir sejuta anak terusir dari rumah mereka. “Handala” adalah wujud janji: kami takkan membiarkan Gaza terkubur dalam sunyi.

Nama “Handala” diambil dari karakter ikonik karya Naji al-Ali, yang membelakangi dunia sebagai simbol anak Palestina yang menolak tunduk pada ketidakadilan. Kini, kapal “Handala” menjadi “punggung” yang menolak lupa, membawa harapan dan nyala perjuangan.

Selama tur di Eropa, “Handala” bukan cuma menembus blokade laut, tapi juga menembus blokade media yang lama membungkam narasi Palestina. Dari pelabuhan ke pelabuhan, rakyat Eropa kembali diingatkan: Palestina bukan sekadar headline sesaat, melainkan luka terbuka kemanusiaan.

Ketua Komite Internasional Kemanusiaan untuk Gaza, Zaher Birawi, menegaskan, “Kami tak gentar diancam atau diserang. Setiap pelayaran adalah palu yang menghantam tembok pengepungan, hingga retak oleh gelombang solidaritas rakyat dunia.”

Dengan risiko serangan di laut, para aktivis tetap berlayar. Karena bagi mereka, menyerah berarti mengakui kejahatan sebagai norma. “Handala” adalah bukti bahwa di balik setiap puing Gaza, masih ada suara yang berteriak: “Kami ingin hidup, kami ingin merdeka!”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here