Warga Gaza yang kelaparan, dipaksa memilih antara mati kelaparan atau diracun perlahan. Belum selesai trauma akibat blokade dan penembakan brutal, kini mereka dihadapkan pada skandal baru: pil narkoba berbahaya Oxycodone ditemukan di dalam karung tepung bantuan yang dibagikan lewat pusat distribusi di bawah kendali AS dan Israel.

Kantor Media Pemerintah Gaza langsung mengecam kejahatan ini. Mereka mengonfirmasi setidaknya 4 laporan warga yang menemukan pil Oxycodone 80 mg di dalam karung tepung dari “perangkap kematian” bernama pusat “bantuan AS-Israel”.

“Ini bukan sekadar kecurangan, ini upaya penghancuran fisik dan moral masyarakat. Racun yang ditanam di tepung menyasar kesehatan dan memecah struktur sosial,” tegas pihak otoritas Gaza.

Para aktivis dan warganet membagikan foto-foto pil yang dibungkus foil, tertulis kode G 80 — dosis super tinggi yang seharusnya hanya diberikan dengan pengawasan medis ketat pada pasien tertentu. Di tangan warga Gaza yang kelaparan, pil ini adalah senjata pembunuh massal tersembunyi.

“Apa yang lebih kejam dari membunuh anak-anak dan orang tua lewat roti? Israel mengganti gandum dengan peluru, menukar tepung dengan racun,” tulis salah satu aktivis.

Kecaman pun membanjir: “Mereka tidak cukup puas menembaki orang saat rebutan makanan, kini mereka racuni tepung. Bukankah ini genosida yang disiarkan langsung ke seluruh dunia?”

Banyak yang khawatir pil ini telah dihancurkan dan dicampur langsung ke tepung, mematikan secara perlahan, memicu gagal napas, koma, bahkan kematian mendadak.

Sementara itu, organisasi HAM mengingatkan: “Di Gaza yang sudah porak-poranda, dengan sistem kesehatan lumpuh, usaha menyebar narkoba adalah cara lain membunuh, menghancurkan kesadaran kolektif, dan mematahkan tekad bertahan.”

Sejak 27 Mei, AS dan Israel memang mulai mendistribusikan bantuan terbatas lewat “Lembaga Kemanusiaan Gaza”, di luar pengawasan PBB. Pilihan yang ditawarkan pada warga Gaza: mati perlahan karena kelaparan, atau tewas seketika di bawah peluru.

Hari ini, pertanyaan menggantung di seluruh dunia: sampai kapan kita diam melihat pangan dijadikan senjata pemusnah? Sampai kapan genosida ini dibiarkan tanpa hukuman?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here