Sejak Jumat dini hari, serangan udara Israel ke Jalur Gaza menewaskan 22 warga Palestina, sementara agresi terus berlanjut dengan penghancuran gedung-gedung di wilayah utara. Menurut sumber medis, ledakan besar terdengar di wilayah tersebut akibat serangan pasukan Israel yang menargetkan bangunan tempat tinggal. Sehari sebelumnya, 32 warga Palestina gugur akibat serangan udara Israel di berbagai lokasi, menjadikan perang genosida ini berlangsung selama 17 bulan.

Organisasi bantuan “World Central Kitchen” mengonfirmasi tewasnya salah satu relawannya serta enam lainnya terluka akibat serangan Israel yang menghantam dapur komunitas mereka saat mendistribusikan makanan.

Ancaman Kelaparan di Gaza

Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa ribuan warga Palestina menghadapi ancaman kelaparan dan malnutrisi akut karena berkurangnya pasokan makanan dan ditutupnya jalur bantuan oleh Israel. WFP menegaskan bahwa meningkatnya aktivitas militer Israel sangat menghambat distribusi bantuan dan membahayakan nyawa pekerja kemanusiaan.

Sejak 2 Maret, Israel menutup semua perbatasan Gaza, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan, yang menyebabkan kondisi kemanusiaan memburuk secara drastis. WFP mencatat bahwa sejak tiga minggu terakhir, mereka tidak dapat memasok makanan ke Gaza, dan hanya memiliki sisa 5.700 ton bahan makanan yang diperkirakan akan habis dalam dua minggu. Sementara itu, sekitar 85.000 ton pasokan makanan masih tertahan di luar Gaza, menunggu pembukaan perbatasan.

Organisasi tersebut menegaskan bahwa dibutuhkan 30.000 ton makanan setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar 1,1 juta warga Gaza. Harga bahan pokok melonjak drastis, dengan satu karung tepung gandum 25 kg kini seharga 50 dolar AS—naik 400% dari harga sebelum 18 Maret. Harga gas memasak juga meningkat 300% dibanding Februari.

WFP mendesak semua pihak untuk mengutamakan kebutuhan warga sipil, melindungi pekerja kemanusiaan, dan segera mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza. Namun, Mahkamah Agung Israel menolak petisi yang meminta akses bantuan ke Gaza, memperburuk kondisi kemanusiaan yang semakin kritis.

Serangan Israel Berlanjut, Ribuan Korban Berjatuhan

Sejak dimulainya kembali genosida Israel pada 18 Maret, lebih dari 900 warga Palestina gugur dan hampir 2.000 lainnya terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Israel juga membatalkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sebelumnya berlangsung selama 58 hari, kembali melanjutkan perang pemusnahan massal yang dimulai sejak 7 Oktober 2023. Hingga kini, serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 164.000 warga Palestina gugur dan terluka, serta 14.000 lainnya hilang.

Sudah 18 tahun Israel mengepung Gaza, membuat sekitar 1,5 juta warga dari total 2,4 juta penduduk kehilangan tempat tinggal akibat penghancuran besar-besaran. Krisis kemanusiaan semakin memburuk dengan Gaza memasuki tahap awal kelaparan akibat blokade total yang dilakukan Israel terhadap bantuan kemanusiaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here