Spirit of Aqsa, BEKASI– Ramadhan 1445 H/2024 M membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak. Seperti anak-anak usia Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) di kawasan kompleks Masjid Jami Al-Ikhwan, Jatisari, Bekasi, Jawa Barat.

Menyambut Ramadhan kali ini, mereka antusias mengikuti acara Tarhib Ramadhan dan Edukasi Palestina yang dihelat Tim Edukasi Spirit of Aqsa (SoA) dan DKM Masjid Jami Al-Ikhwan. 

Datang dengan aksesoris Palestina seperti syal dan pakaian warna bendera Palestina, mereka mengikuti berbagai rangkaian acara yang digelar pada Senin (11/3/2024).

Ketua Tim Edukasi SoA, Ustadz Zain Abu Qudsy, menyajikan materi seputar Masjid Al-Aqsa dan Palestina seperti mendongeng. Sesekali para bocah-bocah yang tak bisa diam duduk manis tersebut diberi teka-teki untuk merefresh otak, ataupun permainan untuk mengembalikan fokus mereka.

Materi dalam bentuk powerpoint pun dibuat semenarik mungkin. Tampilan layar dibuat ala kartun dan dibumbui berbagai macam kuis. Saat bocah-bocah merasa bosan atau mengantuk, mereka akan diminta maju ke depan menjawab pertanyaan di layar.

“Coba tebak yang mana Masjid Al-Aqsa?” begitu salah satu kutipan pertanyaan Abu Qudsy saat melempar kuis ke bocah-bocah. Seorang anak maju ke depan. 

Mulanya Tampak bingung memilih gambar antara sebuah bangunan dengan kubah warna kuning dan kubah hijau serta satu gambar yang memperlihatkan Masjid Al-Aqsa secara keseluruhan. “Yang bawah aja ustadz,” ujarnya.

Meski menunjuk asal, layar materi membenarkan jawaban anak tersebut. Pola serupa terus berulang. Sampai mereka diajak menyaksikan potongan-potongan video tentang anak-anak penghafal Al-Qur’an di Jalur Gaza.

“Apa yang membuat anak-anak Gaza kuat dan pintar?” Tanya Abu Qudsy. “Karena mereka adalah keluarga penghafal Al-Qur’an. Anak-anak tiga tahun di sana sudah hafal Al-Qur’an.”

“Bahkan, di tenda pengungsian, para guru Qur’an membuka tempat khusus untuk anak-anak menghafal Al-Qur’an. Kalau mereka ditanya kenapa mau menghafal Al-Qur’an, jawabnya ‘Kami tidak mau syahid sedangkan belum hafal Al-Qur’an,” ujar Abu Qudsy.

Abu Qudsy menjelaskan, anak-anak Indonesia perlu mencontoh bumi Qur’an di Jalur Gaza. Salah satu alasan mereka kuat bertahan dan punya kesabaran, karena Al-Qur’an yang ada dalam dada mereka.

“Jadi, di sana (Gaza) masjid-masjid selalu ribut dengan suara mengaji. Tapi sekarang, 500 lebih masjid sudah hancur dibom Israel, jadi tenda-tenda pengungsian diubah menjadi taman-taman menghafal Al-Qur’an,” ujarnya.

Bagi Abu Qudsy, mengedukasi anak-anak tentang Palestina sejak kecil sangat penting dilakukan. Mengingat Masjid Al-Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam. “Kita semua wajib membela Masjid Al-Aqsa,” katanya.

“Setidaknya, anak-anak ini terbiasa dengan isu Masjid Al-Aqsa sejak kecil, dan bisa mengadopsi semangat anak-anak Gaza untuk menghafal Al-Qur’an,” ujar Abu Qudsy.

Menurut dia, hal terpenting adalah mengubah pandangan anak-anak terlebih dahulu. “Saat berdonasi, niatnya harus untuk memperjuangkan pembebasan Masjid A-Aqsa, bukan karena kasihan semata,” ujarnya. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here