Spirit of Aqsa, PALESTINA- Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan, 2.000 pegugas kesehatan di Jalur Gaza utara memulai Ramadhan tanpa mendapatkan untuk sahur dan berbuka puasa. Kendati begitu, mereka tetap merawat pasien yang terus berdatangan ke pusat kesehatan darurat di sana.
“Tim medis bekerja sepanjang waktu di Gaza utara dan tidak menemukan apa pun untuk dimakan. Tim medis di Gaza utara kehilangan pasien (syahid) karena kurangnya makanan,” kata Jurubicara Kemenkes, Ashraf Al-Qudra, dalam pernyataan pers yang disiarkan Aljazeera Arabic, Senin (11/3/2024).
“Lebih dari 2.000 petugas kesehatan di Gaza utara akan memulai Ramadhan tanpa makan sahur atau berbuka puasa,” lanjutnya.
Al-Qudra meminta lembaga-lembaga internasional untuk memperhatikan hal tersebut. Para petugas medis tidak hanya memikul tanggungjawab berat, tapi mereka juga bisa kehilangan nyawa akibat pengeboman yang terus-menerus dilakukan militer Israel.
“Kami meminta lembaga-lembaga internasional dan lembaga bantuan kemanusiaan untuk menyediakan makanan siap saji agar tim medis dapat melakukan pekerjaan mereka,” tutur Al-Qudra.
Ramadhan 1445 H/2024 M bertepatan dengan hari ke-156 pembantaian yang dilakukan militer Israel di Jalur Gaza. Pembantaian tersebut telah mengakibatkan 110.000 orang syahid, terluka, dan hilang.
Di sisi lain, rakyat Palestina di Jalur Gaza utara mengalami bencana kelaparan akut, karena militer Israel tak membiarkan bantuan kemanusiaan masuk. Tidak ada makanan hingga obat-obatan untuk merawat pasien.