Spirit of Aqsa, Palestina – Meski ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa berangsur usai, warga Palestina tak bisa melupakan apa yang terjadi di sana beberapa jam lalu. Tegangnya situasi di Masjid Al-Aqsa masih segar di ingatan karena mereka tidak hanya berupaya melawan serangan aparat Israel, tetapi juga bertahan hidup.

Ibrahim, 17 tahun, adalah salah satu warga Palestina yang berada di Masjid Al-Aqsa ketika aparat Penjajah Israel melancarkan serangannya. Ia berkata, serangan terjadi pada pukul 08.00 pagi, waktu di mana kebanyakan warga Palestina menunaikan ibadah di Masjid Al-Aqsa.

Di tengah ibadah, kata ia, tabung gas air mata tiba-tiba meluncur masuk ke dalam masjid. Benda itu meledak, mengagetkan para jamaah, sekaligus membakar karpet di dalam bangunan. Mereka yang panik langsung berhamburan keluar. Namun, di depan kompleks masjid, telah berdiri kurang lebih 1000 aparat Israel “menyambut” mereka.

“Salah seorang polisi melempar tabung gas air mata ke dalam masjid…Saya nyaris tidak bisa kabur. Saya kemudian mencoba bertahan di klinik masjid saat aparat Israel mulai masuk ke kompleks Al-Aqsa,” ujar Ibrahim, dikutip dari kantor berita Al Jazeera.

Ibrahim tidak sendirian di klinik Masjid Al-Aqsa. Banyak warga Palestina juga lari ke lokasi yang sama. Di sana, kata Ibrahim, banyak warga terkapar, luka-luka, dan kesulitan bernafas karena ledakan gas air mata.

“Banyak dari mereka menderita luka-luka. Polisi kemudian mengusir kami lewat Bab al-Asbat (Gerbang Singa),” ujar Ibrahim.

Ketika bentrokan terjadi, ada juga yang bertahan di dalam bangunan Masjid Al-Aqsa. Salah satunya adalah Mustafa Barghouti, Ketua dari Partai Inisiatif Nasional Palestina. Ia, bersama beberapa warga Palestina lainnya, bertahan di dalam masjid karena kondisi di luar bangunan pun tak kondusif. Dari sana, ia bisa melihat warga, bahkan pekerja medis, dipukuli aparat tanpa alasan yang jelas.

“Ini adalah salah satu peristiwa paling mengejutkan yang pernah saya lihat. Mereka (aparat Israel) bahkan menyerang tim medis tanpa alasan apapun,” ujar Barghouti. Barghouti baru bisa keluar dari masjid ketika situasi mereda.

Serangan aparat Israel berakhir dengan 612 warga Palestina mengalami luka-luka. Warga Palestina tidak langsung meninggalkan kompleks Masjid Al-Aqsa ketika aparat penjajah Israel bubar. Mereka yang dalam kondisi baik memberikan pertolongan terhadap warga-warga yang terluka. Ada juga yang membantu pengurus Masjid Al-Aqsa untuk merapihkan sisa bentrokan antara pejuang Baitul Maqdis dan Israel.

Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan yang terjadi adalah perkembangan dari insiden serupa pada Jumat pekan lalu. Rencana Israel menggusur warga di permukiman Sheikh Jarrah, yang sejatinya bagian dari Palestina, telah mendorong penduduk di sana untuk melawan. Namun, Israel bergeming, menegaskan bahwa pembangunan di Yerusalem Timur, termasuk Sheikh Jarrah, tak akan terpengaruh aksi warga. (Tempo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here