Spirit of Aqsa, Jalur Gaza– Puluhan ribu murabith tetap bertahan di Jalur Gaza utara meski harus menghadapi berbagai macam kesulitan, seperti kekurangan pangan dan obat-obatan. Mereka juga harus berjuang dari kerasnya pengeboman dan teror terus-menerus dari penjajah Israel.
Puluhan ribu bahkan ratusan ribu warga Palestina, menurut Palinfo, tetap bertahan di Jalur Gaza. Dalam sebuah video yang disebarkan aktivis Gaza, mereka tetap berusaha menjalani keseharian secara normal.
Sementara di Kompleks Al-Shifa, ada ribuan murabith bertahan di tengah gempuran bom. Direktur Rumah Sakit Al Shifa, Kamal Adwan, mengatakan, setidaknya ada 5.000 lebih murabith di kompleks Al-Shifa. Mereka bertahan mengurus jenazah para syuhada dengan segala keterbatasan karena teror dari penjajah Israel. Kompleks itu juga telah kehilangan listrik setelah kehabisan bahan bakar.
Wakil Menteri Kesehatan di Gaza, Yousef Abu Al-Rish, mengumumkan, penjajah Israel “menghancurkan sepenuhnya gedung departemen jantung di Rumah Sakit Al-Shifa, tempat puluhan ribu pengungsi, terluka, dan orang sakit berada,” katanya, dikutip Al Jazeera, Senin (13/11).
Sementara, Direktur Kompleks Al-Shifa, Muhammad Abu Salmiya, memperingatkan, “tim medis tidak dapat bekerja, dan lusinan jenazah (syuhada) tidak dapat ditangani atau dikuburkan.”
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menggambarkan situasi di Rumah Sakit Al-Shifa “berbahaya setelah tiga hari tanpa listrik dan air.” Doctors Without Borders memperingatkan, rumah sakit di Kota Gaza bisa menjadi “kamar mayat”.
Komite Palang Merah Internasional menyerukan perlindungan terhadap warga sipil yang di Jalur Gaza, baik mereka berusaha mengungsi atau tetap di tempat sebagai murabith.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi tidak aman yang menyebabkan warga sipil dievakuasi di Jalur Gaza.”
Di Gaza selatan pun, tempat yang diklaim aman bagi pengungsi, kekurangan makanan. Ada sekitar 100 ribu warga Gaza yang pindah ke selatan setelah mendapat teror terus-menerus. Mereka hidup tetap berusaha bertahan dengan segala kekurangan, baik pangan maupun obat-obatan.
Sumber: Al Jazeera, Palinfo