Pasukan Israel melanjutkan serangkaian penggerebekan brutal ke berbagai wilayah di Tepi Barat, dengan fokus utama di kota Hebron (Al-Khalil). Sementara itu, gambar-gambar dari lapangan mengungkap jejak kehancuran besar akibat aksi pembakaran oleh pemukim Israel terhadap kendaraan dan harta benda warga Palestina di Broqin, sebelah barat Salfit.
Di Hebron, pasukan Israel menyerbu rumah duka Syahid Muayyad al-Qawasmi—salah satu mantan tahanan Palestina yang dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran dengan tentara Israel Gilad Shalit—yang gugur dalam serangan udara di Gaza.
Tentara tidak hanya membongkar tenda duka, tetapi juga membubarkan para pelayat dan menghalangi keluarga Syahid untuk tetap berada di lokasi.
Penjagaan ketat dan pos pemeriksaan militer juga kembali didirikan, termasuk di Jalan al-Salam pusat kota Hebron.
Sementara itu, satu-satunya akses ke kota Dura diblokade total dengan buldoser militer menggusur jalan masuk, menambah daftar panjang penutupan akses di provinsi Hebron oleh otoritas pendudukan.
Serangan meluas juga tercatat di Jaba’ (selatan Jenin), Kafr Qaddum (timur Qalqilya), dan Beita (selatan Nablus). Pemukim ilegal membakar ladang pertanian dan menyerang kamar-kamar pertanian warga di Beita, serta membakar lahan antara Abu Falah dan Al-Mughayyir, timur laut Ramallah.
Sumber-sumber lokal menyebutkan para pemukim mendapat perlindungan langsung dari tentara Israel saat melancarkan aksinya.
Di Broqin, puluhan rumah dan kendaraan warga dibakar dalam serangan terkoordinasi yang dilancarkan ratusan pemukim bersenjata.
Sedikitnya delapan warga Palestina mengalami luka dan luka bakar dalam kejadian itu. Gambar-gambar kehancuran memperlihatkan rumah-rumah yang hangus dan kendaraan yang tinggal kerangka.
Tak berhenti di situ, pemukim juga menyerbu lahan pertanian di Singil, timur laut Ramallah, dengan pengawalan militer.
Mereka mulai melakukan aktivitas pembangunan di atas tanah-tanah milik warga Palestina, sebuah langkah awal pembangunan infrastruktur pemukiman ilegal.
Penduduk melaporkan kedatangan lebih dari 11 bus penuh pemukim ke area Batin al-Hilawah.
Di Beita, pasukan Israel juga membubarkan aksi damai pekanan yang digelar warga dan aktivis internasional usai salat Jumat.
Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap pos pemukiman ilegal “Avitar” yang berdiri di atas tanah milik warga Palestina di puncak Gunung Sabih. Gas air mata dan granat kejut kembali digunakan untuk membungkam suara perlawanan.
Selama berlangsungnya genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, militer Israel dan para pemukim juga meningkatkan intensitas kekerasan di Tepi Barat dan Al-Quds.
Menurut data otoritas Palestina, sedikitnya 969 warga Palestina telah syahid di Tepi Barat, sekitar 7.000 lainnya terluka, dan lebih dari 17.000 ditangkap.
Sementara dunia menyoroti Gaza, Tepi Barat pun terus berdarah—dalam senyap yang diselimuti asap pembakaran dan pengusiran paksa.
Sumber: Al Jazeera