Dalam sebuah artikel tajam di harian Haaretz, jurnalis senior Israel, Gideon Levy, menyindir keras lima negara Barat yang menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri ekstremis Israel Itamar Ben Gvir (Menteri Keamanan Nasional) dan Bezalel Smotrich (Menteri Keuangan). Menurut Levy, sanksi itu tak lebih dari “langkah kecil dan menyedihkan” di tengah genosida yang terus berlangsung di Gaza.

Lima negara (Inggris, Kanada, Norwegia, Australia, dan Selandia Baru) mengumumkan sanksi pada Selasa, 10 Juni, bukan karena kebijakan atau peran para menteri itu dalam pembantaian, melainkan semata karena “ucapan mereka yang menjijikkan”.

Levy menyindir, “Seolah mereka ingin bilang, ‘Tak sopan kau berkata bahwa Huwara harus dihapuskan, wahai Smotrich. Dan memalukan bagimu, Ben Gvir, meneriakkan ‘matilah orang Arab!’”

Dengan nada satir, Levy menambahkan: “Kini Smotrich, pecinta sastra Skandinavia, tak bisa lagi menikmati jalan-jalan di Oslo, dan Ben Gvir harus merelakan impian mengamati burung kiwi di Selandia Baru.”

Ia pun mempertanyakan dengan getir: Apakah negara-negara itu benar-benar naif, atau hanya pengecut? Apakah mereka yakin sanksi selevel ini akan mengubah arah kebijakan Israel terhadap Gaza?

Jangan Bersandiwara: Ini Bukan Salah Dua Orang

Levy menolak anggapan bahwa Smotrich dan Ben Gvir adalah biang utama dari kekejaman Israel di Gaza. Menurutnya, membatasi tanggung jawab hanya pada dua nama seolah mengampuni seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Israel yang mendukung kebijakan apartheid, blokade, dan perang brutal terhadap warga sipil Palestina.

“Yang terjadi di Gaza adalah hasil dari keputusan bersama seluruh pemerintah Israel, dan masyarakat yang memilih serta membenarkannya,” tulis Levy.

Ia mengkritik keras retorika standar negara-negara Barat yang kerap membedakan antara pemerintah Israel dan rakyatnya. “Mereka bilang: ‘Ini semua karena Netanyahu dan kabinetnya. Kalian, rakyat Israel yang terhormat, tidak bersalah.’ Itu kemunafikan,” tulisnya.

Levy menegaskan bahwa sanksi internasional harus menyasar keseluruhan sistem, mulai dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (yang kini menjadi target Mahkamah Pidana Internasional) hingga ke menteri, tentara, pejabat, dan birokrat yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan di Gaza.

Mayoritas Mendukung Genosida

Berdasarkan jajak pendapat terbaru di Israel, mayoritas warga negeri itu mendukung operasi militer di Gaza, bahkan sebagian besar menyambut rencana pengusiran massal penduduk Palestina. “Itulah sebabnya, tekanan dan hukuman internasional tak boleh berhenti di dua orang ekstremis. Seluruh Israel harus bertanggung jawab,” tegas Levy.

Bahkan figur yang kerap disebut sebagai “moderat” seperti mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz, juga tak luput dari kritik Levy. Gantz (yang baru saja mundur dari kabinet Netanyahu) menyebut sanksi internasional sebagai “kegagalan moral dunia”.

Levy pun menutup tulisannya dengan kalimat yang membakar:
“Wahai para diplomat dan pengambil kebijakan dunia, pahamilah: Di Israel hari ini, kami semua adalah Ben Gvir dan Smotrich.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here