Seorang analis militer menilai pola serangan darat Israel ke Gaza mulai tampak jelas, namun lajunya berjalan sangat lambat.

Pada Ahad (21/9), militer Israel mengumumkan masuknya Divisi 36 ke Kota Gaza dalam operasi yang mereka sebut “Arbiyat Gideon 2”. Dengan tambahan ini, total ada empat divisi yang diterjunkan: Divisi 162, Divisi 36, Divisi 98 (pasukan terjun payung), dan Divisi 99. Menurut kolonel Hatem Karim al-Falahi, pengerahan tersebut menunjukkan Israel menurunkan kekuatan besar untuk misi pendudukan.

Divisi 36 sendiri terdiri dari lima brigade, termasuk Brigade Golani, brigade ke-6, brigade ke-7, serta dua brigade tank (188 dan 263), ditambah dua resimen artileri. Namun, di medan pertempuran, strategi Israel masih berputar di pinggiran kota. Mereka mengerahkan pasukan dari beberapa arah: Divisi 98 di barat laut menuju Kamp Syati dan Rimal, Divisi 162 di timur laut melalui Jabalia hingga Jala Street, Divisi 99 di tenggara ke arah Sabra dan Zeitun. Diperkirakan Divisi 36 akan digunakan untuk menutup jalur barat daya dan melengkapi pengepungan.

Tujuannya jelas: menutup Gaza dari utara, timur, dan sebagian selatan, sehingga satu-satunya jalur keluar yang tersisa hanyalah Jalan ar-Rasyid di pesisir. Tetapi, menurut al-Falahi, operasi ini berjalan sangat pelan karena Israel ingin mengurangi kerugian pasukan sekaligus menjaga nasib tentaranya yang ditawan perlawanan.

Justru di sinilah titik rapuh strategi Netanyahu. “Dengan pola ini, operasi tidak akan memenuhi ambisi politik pemerintah Israel,” ujar al-Falahi. Apalagi, ada tekanan waktu dari Washington yang menuntut Netanyahu mengeksekusi rencana sesuai jadwal.

Di sisi lain, Izzuddin al-Qassam (sayap militer Hamas) telah bersumpah menjadikan Gaza sebagai “kuburan bagi tentara Israel.” Dalam pernyataannya di Telegram, al-Qassam menegaskan telah menyiapkan “tentara istisyhadiyyin” lengkap dengan ribuan ranjau dan jebakan di setiap sudut kota. Pesan mereka tegas: bila Israel memperluas operasi darat, jangan berharap ada tawanan Israel yang kembali, hidup maupun mati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here