Spirit of Aqsa, Palestina- Pakar Israel, Dr. Muhannad Mustafa, menilai, keretakan yang terjadi di tengah publik Israel bermula dari ekspektasi militer dan politisi Israel yang terlalu tinggi. 

Israel menetapkan kehancuran Hamas dan pembebasan tawanan sebagai tujuan perang ke Jalur Gaza. Namun, hingga hari ke-80 tujuan tersebut sama tidak bisa dicapai. Bahkan, militer Israel mengalami kerugian dari segi tentara yang tewas dan peralatan. 

Di sisi lain, pembantaian yang dilakukan militer Israel justru dihadapi dengan ketabahan oleh pejuang Palestina. Dia menyebut perang kali ini merupakan peperangan terpanjang antar kedua pihak. 

“Ada keretakan yang meningkat di Israel karena kurangnya kepercayaan pada pemerintahan Benjamin Netanyahu dan tujuannya untuk menghilangkan Hamas, karena tujuannya tidak realistis, terutama fakta kerugian di tentara Pendudukan,” kata Mustafa, dikutip dari Aljazeera, Senin (25/12).

Dia mengatakan, Israel juga gagal dalam tujuannya yakni demonisasi Hamas. Itu karena terungkapnya fakta kengerian yang terjadi di penjara Israel. Sementara, Hamas memperlakukan para tawanan dengan sangat baik.

“Namun, Tel Aviv akan melanjutkan perangnya melawan Gaza karena dukungan Amerika, bersama dengan dukungan internal Israel, tetapi jika celah saat ini berkembang, Israel akan meninjau kembali, terutama karena lamanya perang akan menyebabkan dampak ekonomi,” ujar Mustafa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here