Spirit of Aqsa, Palestina- Para analis, mantan personel militer, dan profesional media Israel mengatakan, sekitar 50 hari pertempuran membuktikan Hamas mampu menguasai arena pertempuran.
Ehud Himo, jurnalis Channel 12, mengatakan, Hamas terbukti setelah 49 hari bertempur masih kuat dan menguasai arena. Dia juga menyebut Hamas mampu menekan Israel untuk meneriman syarat gencatan senjata.
“Tidak mudah untuk mengatakan hal-hal ini, tetapi itu adalah kebenarannya karena Brigade Izz al-Din al-Qassam berhasil melakukan gencatan senjata di (Jalur Gaza) utara dan selatan, bahkan di wilayah yang seharusnya terisolasi dari segala jenis komunikasi,” kata Ehud, dikutip Al Jazeera dari Channel 12 Israel, Ahad (26/11).
Bahkan, pertukaran tahanan pun di bawah kendali Hamas. Dia mencontohkan, Hamas yang menentukan lokasi pertukaran di Khan Yunis, yang tampaknya seperti ibu kota kedua Jalur Gaza.
“Semua hal di atas berarti Hamas tidak akan segera bertekuk lutut,” ujarnya.
Narasumber lain di Channel 13 Isrel mengatakan, militer Israel berada pada posisi dilematis saat ini antara melanjutkan perang atau menyerah kepada Hamas. Jika menyerah sama saja pemerintahan Israel sudah jatuh.
Giora Eiland, mantan kepala Dewan Keamanan Nasional, menilai PM Benjamin Netanyahu melakukan blunder fatal dalam konferensi pers terkait gencatan senjata.
Netanyahu mengatakan kepada media bahwa Palng Merah internasional akan mengunjungi para tahanan di Jalur Gaza yang belum dibebaskan. Padahal, hal itu tidak ada dalam perjanjian gencatan senjata.
“Sekarang baik Qatar, Hamas, Mesir, Amerika Serikat, maupun Palang Merah tidak mengakui bahwa ini adalah bagian dari perjanjian,” ujar Giora.
Mengenai situasi Hamas saat ini, Mikhail Melshtain, peneliti senior di Institut Studi Strategis di Universitas Reichmann, mengatakan bahwa istilah “titik puncak tidak berlaku untuk Hamas.”
Mlishtain menjelaskan, istilah tersebut mengacu pada negara-negara yang tentaranya tersebar pada saat tertentu dan pemerintahannya berhenti bekerja, dan masyarakat tidak mendengarkan siapapun.
“Hal ini tidak berlaku untuk Hamas, karena mereka adalah pihak yang berwenang dan organisasi rahasia pada saat yang sama, dan sejauh ini telah berhasil beroperasi,” katanya.
Sumber: Al Jazeera, pers Israel