Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel tengah bersiap untuk tahapan perang berikutnya dalam pidatonya di sidang umum Knesset.
Pidatonya beberapa kali diinterupsi oleh anggota oposisi dan keluarga tahanan. Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak berniat bernegosiasi dengan Hamas mengenai tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata, dengan alasan bahwa perbedaan antara kedua pihak tidak dapat dijembatani.
Meskipun tahap pertama perjanjian berakhir pada Sabtu lalu, Israel menolak berunding untuk tahap berikutnya, menutup perbatasan Gaza, melarang masuknya bantuan kemanusiaan, dan mengancam melanjutkan perang.
Netanyahu menyatakan bahwa Israel bersiap menghadapi perang di tujuh front dan tidak akan berhenti hingga mencapai semua tujuan, termasuk menghancurkan kekuatan Hamas dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman.
Dia membantah telah melanggar perjanjian dengan Hamas, mengklaim bahwa Israel memiliki hak untuk kembali berperang setelah 42 hari jika negosiasi dianggap tidak membuahkan hasil. Netanyahu juga mengancam Hamas dengan konsekuensi berat jika mereka tidak membebaskan tahanan Israel.
Sementara itu, Hamas menyebut Israel melakukan ratusan pelanggaran selama tahap pertama gencatan senjata dan menilai bahwa Tel Aviv berusaha bersembunyi di balik dukungan Amerika Serikat untuk melanjutkan agresinya.
Pejabat Hamas, Osama Hamdan, menegaskan bahwa tindakan Israel menunjukkan keinginannya untuk menggagalkan kesepakatan dan menghindari negosiasi tahap kedua.