Spirit of Aqsa, Palestina– Jalur Gaza dikenal sebagai negeri para penghafal Al-Qur’an. Di tengah pembantaian yang dilakukan teroris Israel, warga Gaza yang kini bertahan di kamp-kamp pengungsian masih berbondong-bondong menghafal Al-Qur’an.
Aktivitas para peserta kelas hafalan Al-Qur’an tersebut diunggah jurnalis Palestina Rabie Noqaira. Sebagian besar peserta masih anak-anak dan perempuan. Mereka belajar membaca dan menghafal kitab suci umat Islam tersebut.
“Meskipun pendudukan Israel menghancurkan sebagian besar masjid di Jalur Gaza, lebih dari 70 pusat penghafalan Al-Qur’an didirikan di pusat-pusat penampungan di Kota Rafah, bagian selatan Jalur Gaza,” tulis caption Instagram yang diunggah Rabie Noqaira, Jumat (26/1/2024).
Dilansir dari International Quran News Agency (IQNA), pusat-pusat Al-Qur’an di Jalur Gaza memang menyelenggarakan kelas membaca dan menghafal Al-Qur’an di tiap-tiap kamp-kamp pengungsi, termasuk di Rafah. Bahkan ada tenda khusus untuk kelas belajar Al-Qur’an.
Menurut Kepala Pusat Hafalan Al-Qur’an Dar al-Itqan di Rafah, Abdul Mata al-Akhras, ada 70 tenda hafalan Al-Qur’an di dalam kamp pengungsian maupun sekitar kota yang target siswanya untuk semua umur. Namun, sebagian besar diikuti oleh anak-anak dan perempuan.
Mahmoud Siam, siswa kelas tersebut yang masih berusia 7 tahun mengaku memilih menghabiskan waktu untuk menghafal Al-Qur’an di kamp pengungsian.
“Dengan mengikuti kelas belajar Al-Qur’an, aku berusaha memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya karena sudah lebih dari tiga bulan tidak bersekolah,” kata dia.
Mahmoud mengatakan, ia memulai hafalan dari juz 29 dan menargetkan bisa hafal 30 juz. Bukan hal yang sulit sebab akhir tahun lalu, kantor berita Quds News Network melaporkan, sebanyak 120 anak laki-laki dan perempuan Palestina di kamp pengungsian Rafah berhasil menamatkan hafalan Al-Qur’an sebanyak 30 juz.