Spirit of Aqsa, Palestina- Mahmoud Hajir (25 tahun) seorang pejuang Palestina yang saat ini tengah berjuang melawan luka di penjara Israel. Dia mengalami luka serius akibat terkena timah panas penjajah Israel di Hawara, Nablus, pada Ahad (28/5).
Hajir terluka saat melawan penjajah Israel yang menyerang Hawara. Saat itu, media dan wartawan mengabarkan Hajir telah meninggal dunia akibat luka serius yang dideritanya. Namun dari sinilah kisah pilu itu dimulai.
Peluru penjajah Israel membuat Hajir menderita kelumpuhan di seluruh anggota tubuh. Dia terluka di bagian leher dan sumsum tulang belakang. Tak sampai di situ, dia langsung ditahan penjajah Israel dan sempat tinggal selama 10 hari di dalam dalam keadaan koma. Pihak keluarga dilarang berkunjung dan memeriksa kondisi kesehatannya.
Sang ibu mengatakan, setelah Hajir yang terluka diserahkan kepada pihak berwenang Palestina, “kami diberitahu bahwa tempat tidur akan disiapkan untuknya di Masyarakat Arab di Bethlehem, dan kami terkejut bahwa Masyarakat Arab tidak menerimanya pada saat itu karena kurangnya tempat tidur kosong, dan dia tinggal selama berhari-hari di depan Perkumpulan karena Dia ditolak masuk, yang memperburuk kondisi kesehatannya, dan setelah mengangkat kasusnya, dia diterima ke asosiasi dalam kondisi kesehatan yang sulit”.
Sang ibu mengatakan, Hajir mendapat perawatan yang minim. Hal itu membuat pihak keluarga mengupayakan perawatan untuk Hajir. Namun, penjajah Israel menghalangi dan melarang kunjungan.
Selain itu, Hajir memiliki seorang paman yang sudah syahid. Ada pula yang terluka akibat kezaliman penjajah Israel. Ada yang ditangkap penjajah Israel selama bertahun-tahun. Hal itu membuat keluarga Hajir merasakan penderitaan pahit dari kejahatan penjajah Israel selama beberapa dekade terakhir.