Spirit of Aqsa, Palestina- Rasulullah Saw. memiliki hubungan yang sangat erat dengan Masjid Al-Aqsa, bukan hanya ketika Isra’ dan Mi’raj. Sekjen Spirit of Aqsa, Ustadz Umar Makka, menjelaskan, hubungan Rasulullah dengan Masjid Al-Aqsa sudah terlihat beliau dilahirkan,beranjak dewasa, hingga beliau menjadi seorang nabi dan rasul.

Halimatusa’diah menemukan banyak keberkahan saat mengasuh Muhammad kecil. Hingga tempo pengasuhan berakhir, dia meminta izin kepada ibunda Rasulullah, Aminah, untuk mengasuh Muhammad dua tahun lagi.

“Dua tahun kemudian, Halimatusa’diah tak lagi meminta perpanjangan waktu. Ia bahkan mengembalikan Nabi Muhammad kepada Aminah dengan wajah seperti menyembunyikan sesuatu. Ia menyembunyikan bahwa Nabi Muhammad telah dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril AS,” kata Ustadz Umar dalam kajian Sirah Maqdisyah di kanal AQL Islamic Center, dikutip Selasa (4/4).

Halimatussa’diah sangat takut menceritakan hal itu kepada Aminah. Namun, ibunda Rasulullah mengetahui bahwa ada sesuatu yang disembunyikan. Aminah berkata kepada Halimatussa’diah, “Sepertinya engkau menyembunyikan sesuatu. Jangan pernah menakutkan bahaya kepada anakku, karena ketika aku melahirkan anakku, cahaya keluar darinya dan menerangi istana-istana di Syam.”

“Inilah hubungan pertama Rasulullah dengan Masjid Al-Aqsa. Saat ia dilahirkan, cahaya menerangi Syam dan memberikan tanda bahwa Nabi Muhammad akan menjadi seorang yang sangat mulia dan diutus oleh Allah SWT,” ujar Ustadz Umar.

Pengakuan Buhairah dan Thalhah

Ada banyak catatan sejarah yang menunjukkan pribadi Rasulullah SAW terikat dengan Baitul Maqdis. Misalnya dalam kisah pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Rahib Buhairah atau Tahirah saat masih berumur 9 tahun.

Bahirah adalah seorang rahib Yahudi yang telah lama menanti kedatangan Nabi Muhammad. Sang rahib bahkan mengetahui ciri-ciri dan semua yang berkaitan dengan Muhammad.

Ketika itu, Abu Thalib mengajak ponakannya, Muhammad, berdagang ke negeri Syam. Kafilah dagang Quraisy yang dipimpin Abu Thalib mampir beristirahat tepat di dekat kediaman Buhairah. Buhairah tidak pernah keluar dari rumah. Tapi, dia keluar dan menunggu kedatangan kafilah Quraisy.

Buhairah melihat fenomena alam yang aneh yang mengikuti Muhammad. Awan bergerak memayungi ke mana pun Muhammad berjalan. Lalu, Buhairah memeriksa sekujur tubuhnya dan menemukan tanda kenabian di pundak beliau. Buhairah berpesan pada paman Muhammad, Abu Thalib, untuk menjaga keponakannya, sebab ia dikatakan bukanlah orang biasa.

Abu Thalib menganjurkan anaknya, Ali bin Thalib, untuk mengikuti Nabi Muhammad karena telah mendengar nubuwat Nabi Muhammad dalam perjalanan ke Syam. Hal ini menunjukkan bahwa sejak usia dini, Rasulullah sudah memiliki kaitan dengan Baitul Maqdis.

Bukti lain tentang kaitan Rasulullah dengan Baitul Maqdis adalah kisah masuk Islamnya Thalhah bin Ubaidillah. Pada suatu ketika, Thalhah bin Ubaidillah dan rombongan pergi ke Syam. Di Bushra, Thalhah bin Ubaidillah mendengar kabar dari seorang pendeta bahwa akan muncul seorang nabi bernama Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.

Pendeta tersebut menjelaskan, “bulan ini pasti muncul sebagai Nabi penutup para Nabi. Kelak, ia akan hijrah dari negerimu ke negeri berbatu-batu hitam yang banyak pohon kurmanya. Ia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya, engkau segera menemuinya, wahai anak muda.”

Ucapan pendeta itu begitu membekas di hati Thalhah bin Ubaidillah, sampai tanpa menghiraukan kafilah dagang di pasar, ia langsung pulang ke Makkah. Di sana, ia menemui Abu Bakar As Siddiq dan bertanya mengenai kebenaran kabar tersebut.

“Abu Bakar As Siddiq telah mempercayai dan mengikuti apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad,” ungkap Ustadz Umar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here