Spirit of Aqsa, Jakarta – Masjid Al-Aqsha merupakan bagian dari syiar agama Allah swt. Namun ironisnya, kiblat pertama umat Islam itu selalu berada dalam ancaman penistaan dan penghancuran.

Penistaan tidak akan berhenti selama Zionis tidak angkat kaki dari Al-Quds dan diwujudkannya kedaulatan rakyat Palestina di seluruh wilayah, dari batas sungai Yordania hingga Laut Mediterania.

“Bahaya ini tercermin pada pembakaran Masjid Al-Aqsha 51 tahun lalu; tepatnya 21 agustus 1969 dan penistaan Al-Aqsha melalui pengadaan ritual-ritual Yahudi di kawasan suci kompleks Masjid Al-Aqsha hampir setiap hari,” Demikian pernyataan resmi Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) di Jakarta, Sabtu (22/8).

Menurut KIBBM, diam atas penghancuran dan penistaan Masjid Al-Aqsha serta kezaliman yang diderita Palestina adalah pengkhianatan terhadap agama dan kemanusiaan. Wajib bagi setiap elemen umat, apalagi para ulama dan pemimpin terus berpikir serta bergerak menghentikan kejahatan tersebut di atas.

Normalisasi UEA-Israel Harus Ditolak

KIBBM juga tegas menolak hubungan diplomatik Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel. Ia menilai tidak ada satupun pembenaran atas hal tersebut, karena segala kesepakatan yang berdampak kepada mengakui keberhakan sebagian atau keseluruhan penjajahan Israel, adalah pengkhianatan kepada usaha-usaha kemerdekaan Palestina & penjagaan kesucian Masjid Al-Aqsha.

“Normalisasi Hubungan dengan Zionis Israel di sebagian atau seluruh aspek adalah kejahatan; baik di aspek diplomasi, budaya, ekonomi dll. Pihak atau negara yang membuat normalisasi dengan penjajah, berarti menganggap penjajahan sebagai hal normal, dan itu berarti menganggap normal kezaliman, pembunuhan dan perampokan; tidak ada yang bersikap demikian kecuali telah bermental penjajah dan penjahat,” ujar KIBBM.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here