Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Middle East Eye menerbitkan laporan khusus terkait kondisi Jalur Gaza saat ini. Salah satu poin utama yang disorot Surat Kabar Inggris tersebut adalah kesabaran dan ketegaran warga Gaza melawan kesombongan PM Benjamin Netanyahu dan militer zionis Israel.
Masalah yang dihadapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah mencari cara untuk mengakhiri perang, namun dengan cara yang menjaga wajahnya di hadapan opini publik. Atas dasar itu, militer Israel mengerahkan kekuatan besar-besaran dengan tujuan melemahkan tekat warga Gaza dan mau meninggalkan tanah airnya. Namun, zionis Israel salah prediksi.
Pemimpin redaksi situs British Middle East Eye, David Hirst, dalam laporan itu mengungkapkan, baik rakyat Gaza maupun para pejuang pembebasan menyadari harga mahal yang harus dibayar dalam perjuangan. Namun, mereka memilih untuk tetap berdiri mempertahankan tanah air daripada tunduk di depan moncong senjata penjajah dan mengulangi Nakba kedua.
“Hamas menyadari mahalnya harga yang harus dibayar oleh masyarakat di Gaza, namun yang pasti mereka akan lebih memilih untuk tetap berada di tanah mereka daripada mengulangi Nakba kedua,” demikia David, dikutip dari Palinfo.
Di sisi lain, MEE juga menyoroti kesalahan strategis yang dilakukan penjajah Israel. Pertama, penjajah Israel menolak inisiatif perdamaian Arab yang akan mengakhiri konflik. Kedua, militer Israel terlalu meremehkan pejuang Gaza, yang pada akhirnya mereka harus menelan pil pahit.
“Strategi mereka adalah mendapatkan segalanya, dan karena alasan ini mereka akan kehilangan segalanya, karena meremehkan nilai Palestina,” ujarnya David.
Sumber: Palinfo