Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Kondisi di Kompleks Medis Al-Shifa Jalur Gaza utara saat ini berada di titik kritis. Risiko kematian datang dari berbagai arah, akibat pengeboman Israel dan peluru penembak jitu, terputusnya peralatan pendukung kehidupan akibat terputusnya aliran listrik, atau karena kelaparan dan kehausan.
Wakil Menteri Kesehatan di Gaza, Dr. Youssef Abu Al-Rish, mengatakan, Kompleks Medis Al-Shifa di Gaza kehabisan bahan bakar, beberapa gedung sudah kehabisan bahan bakar. Sementara, halaman dan beberapa bagian gedun rumah sakit terbakar akibat pengeboman Israel.
“Realitas Kompleks Shifa tidak dapat dibayangkan, dan ini mungkin merupakan seruan terakhir yang dikeluarkannya,” kata Abu Al-Rish dalam sebuah wawancara yang disiarkan secara langsung di Al Jazeera, Sabtu (11/11).
Sementara, suara ledakan dan penembakan terdengar selama wawancara itu berlangsung. Abu Al-Rish membenarkan, peluru yang ditembakkan oleh penjajah israel jatuh di halaman kompleks medis dan menyebabkan kebakaran di tempat-tempat pengungsi.
Bencana yang Diantisipasi di Departemen bayi Tabung
Abu Al-Rish membenarkan adanya kematian seorang anak di bagian penitipan anak, yang meliputi 37 bayi yang lahir (bayi baru lahir prematur) di bagian penitipan bayi, semuanya menghadapi risiko kematian setelah termometer berhenti, dan dokter menanganinya secara manual.
“Peralatan pendukung kehidupan dan stasiun oksigen telah berhenti di Kompleks Al-Shifa, dan ada tumpukan masker di departemen tersebut, dan situasinya adalah bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya.
Dia menunjukkan, ada sejumlah jenazah para syuhada yang tidak dapat memindahkan untuk dimakamkan. Itu karena Kompleks Medis Al-Shifa dikepung dan tidak ada yang bisa keluar atau mencapai jenazah tersebut.
“Siapa pun yang mencoba keluar akan terkena tembakan dari pasukan pendudukan. Lingkungan sekitar dan interior Kompleks Medis Al-Shifa diserang, dan kami tidak dapat bergerak di dalam kompleks tersebut, yang juga kekurangan air dan makanan, dan komunikasi terputus,” kata Abu Al-Rish.
Dia membenarkan bahwa pasukan pendudukan mengebom bagian perawatan intensif, memaksa kru untuk memindahkan pasien ke tempat lain di dalam rumah sakit, yang sulit untuk dipindahkan.Dia membenarkan kematian salah satu pasien dari bagian perawatan intensif.