Reporter militer surat kabar Israel Maariv, Avi Ashkenazi, mengungkapkan bahwa militer Israel mengalami kelelahan parah di Jalur Gaza dan kini tak mampu mencapai kemenangan militer terhadap Hamas, yang telah beralih ke taktik perang gerilya. Hal ini terjadi meski Israel berhasil menghantam Hezbollah dengan serangan presisi di Lebanon.
Ashkenazi melaporkan bahwa pada Minggu malam, militer Israel melancarkan serangan udara presisi di wilayah Dahieh, Beirut Selatan, yang berhasil menghancurkan gudang rudal milik Hezbollah yang tersembunyi di dalam gedung.
Ia menyebut operasi ini berlangsung di siang hari, menunjukkan kepercayaan diri Israel untuk menyerang sasaran strategis Hezbollah di jantung wilayah Lebanon.
Kegagalan di Gaza

Menurutnya, meski operasi Israel di Lebanon tampak berhasil, situasi di Gaza menunjukkan sebaliknya. Di sana, militer Israel justru terjebak dalam kebuntuan, tanpa arah strategi yang jelas untuk mengalahkan Hamas secara total.
Ashkenazi menyebut Israel menargetkan sasaran Hezbollah secara terukur dan menghindari serangan langsung ke warga sipil Lebanon, yang menurutnya membantu menjaga stabilitas pemerintahan di sana sekaligus melemahkan pengaruh sosial dan politik Hezbollah.
Tentara Kelelahan dan Kehilangan Arah
Ashkenazi menyoroti beban berat yang ditanggung pasukan Israel, baik tentara aktif maupun cadangan, yang telah berada di Gaza selama lebih dari sebulan tanpa libur atau jeda.
Ia menyebut tidak adanya visi strategis dan ketidakpastian misi telah menyebabkan keausan mental dan fisik pasukan, sesuatu yang ia anggap sebagai “situasi terburuk” bagi tentara.
Bahkan para perwira senior, menurutnya, mulai mengakui secara diam-diam bahwa situasi ini tidak bisa dipertahankan lama.
Ia juga mengungkapkan bahwa puluhan ribu tentara cadangan telah menerima panggilan dinas tambahan selama 50 hingga 80 hari, terutama di wilayah Philadelphi dan Morag.
Banyak dari mereka harus memberi tahu keluarga bahwa mereka akan absen dari liburan musim panas dan waktu bersama keluarga di dalam maupun luar negeri.
Kementerian Pertahanan dan militer telah membagikan voucher menginap di hotel bagi keluarga tentara cadangan, namun sebagian besar baru bisa digunakan pada musim panas tahun depan atau bahkan lebih lama.
Voucher tersebut berlaku hingga Mei 2031, namun Ashkenazi mempertanyakan apakah kebijakan jangka panjang ini benar-benar dirancang matang atau hanya kebetulan.
Peringatan dari Dalam
Dalam penutup artikelnya, Ashkenazi memperingatkan bahwa kelanjutan situasi di Gaza ini dapat menghancurkan daya tahan militer Israel, mengingat tingkat kelelahan dan ketegangan yang terus meningkat di antara para prajurit.
Ia menyebut bahwa tanpa hasil nyata dan strategi yang jelas, Israel terancam kehabisan tenaga dalam perang yang terus berlarut.