Spirit of Aqsa- Pada Februari 2024, tentara Israel memasuki Rumah Sakit Al-Shifa dan menangkap seorang warga Gaza bernama Rami tanpa tuduhan. Pria berusia 42 tahun tersebut kemudian dibawa ke penjara Sde Teyman, yang dikenal sebagai “Guantanamo Israel,” tempat ribuan warga Gaza ditahan dan mengalami pelanggaran berat di tangan para penjaga.
Ketika ia mengira akan dibebaskan, Rami justru dipindahkan ke pusat penahanan militer Ofer yang terletak di antara Al-Quds dan Tepi Barat. Di sana, ia mendapati bahwa kekejaman penahanan di tempat tersebut tidak kalah buruk dari sebelumnya.
Begitu laporan jurnalis foto Oren Ziv dalam majalah Israel 972, yang mengungkapkan kengerian di pusat penahanan ini berdasarkan kesaksian 19 warga Gaza. Sebagian dari mereka masih berada di tahanan dan hanya bisa memberikan kesaksian melalui pengacara dari organisasi HAM Israel, HaMoked.
Menurut laporan itu, Israel mendirikan pusat penahanan militer Ofer di Tepi Barat selama perang yang sedang berlangsung di Gaza. Awalnya, para pengacara mengira tempat itu hanya fasilitas sementara sebelum tahanan dipindahkan ke penjara sipil atau ke penjara Ofer yang berada di dekatnya. Namun, sebagian tahanan tetap ditahan tanpa tuduhan sejak Mei lalu.