Spirit of Aqsa, Palestina- Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, sejumlah bayi yang menderita kondisi serius akibat kekeringan dan kurang gizi tiba di Rumah Sakit Kamal Adwan di Utara Gaza pada Selasa malam (27/2/2024).

“Kami mulai melihat kasus kematian di antara bayi akibat kekeringan dan kurang gizi di utara wilayah tersebut,” kaata Kemenkes Palestina, dikutip Palinfo, Rabu (28/2/2024).

Mereka menegaskan bahwa dua bayi telah meninggal dunia akibat kekeringan dan kurang gizi di Rumah Sakit Kamal Adwan di Utara Gaza. Kekeringan dan kurang gizi akan menyebabkan ribuan bayi dan ibu hamil di Gaza meninggal dunia.

Kementerian Kesehatan Gaza juga mengonfirmasi bahwa 30 dari 35 rumah sakit di wilayah tersebut telah keluar dari layanan akibat serangan oleh pasukan pendudukan.

Pernyataan dari Kementerian Kesehatan tersebut muncul di tengah kondisi yang sangat terisolasi yang diberlakukan oleh pendudukan Israel di Provinsi Gaza dan Utara, di mana segala bentuk kehidupan dan fasilitasnya dilarang bagi sekitar 700 ribu warga Palestina yang tetap bertahan di rumah mereka dan menolak ancaman serta perintah evakuasi ke selatan.

Dalam pernyataan sebelumnya dari Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safiyah, dia mengonfirmasi bahwa sejumlah bayi di Utara wilayah tersebut meninggal dunia karena kurang gizi, kekurangan makanan, dan penyebaran penyakit akibat serangan dan blokade Israel yang terus berlanjut.

Abu Safiyah menjelaskan bahwa sebagian besar kasus yang masuk ke rumah sakit akhir-akhir ini mengalami dehidrasi akut karena kurang gizi, disertai dengan penyebaran infeksi di saluran pencernaan dan penyakit diare.

Dia memperingatkan bahwa bayi yang baru lahir tiba di rumah sakit dalam kondisi yang sangat kritis, menunjukkan gejala kelemahan dan kepalitan karena kurang gizi ibu mereka.

Menurut data dari Kantor Informasi Pemerintah di wilayah Gaza, telah tercatat 8 kasus kematian di bagian Utara wilayah tersebut akibat kelaparan dan kurang gizi.

Satu dari sepuluh anak di Gaza – di bawah usia lima tahun – menderita kurang gizi akut, menurut data awal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengukur tingkat kekurusan pada anak-anak.

Yayasan amal “ActionAid” melaporkan bahwa beberapa orang mencari makan rumput, sementara “semua orang di Gaza saat ini menderita kelaparan dan hanya mendapat 1,5 atau 2 liter air tidak layak minum setiap harinya untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.”

Menurut organisasi hak asasi lokal dan internasional, otoritas pendudukan menggunakan kelaparan sebagai senjata, sebagai hukuman kolektif terhadap penduduk di Utara wilayah Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here