Spirit of Aqsa- Penulis senior Israel, Gideon Levy, mengkritik keras perlakuan tidak manusiawi Israel terhadap rakyat Palestina. Kritik ini didasari kematian tragis Dr. Adnan Al-Barsh, seorang dokter spesialis ortopedi, yang meninggal akibat penyiksaan brutal di penjara Israel.

Dalam artikelnya di Haaretz, Levy menggambarkan Al-Barsh sebagai sosok dokter yang berjuang tanpa henti di tengah kondisi sulit di Gaza. Sebagai Kepala Departemen Ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa, ia bekerja tanpa listrik, obat-obatan, atau alat anestesi, sering kali tanpa tempat tidur bagi pasien. 

Dalam sebuah video, ia terlihat menggali kuburan massal di halaman rumah sakit untuk pasien yang meninggal karena lemari pendingin jenazah sudah penuh.

Penangkapan dan Penyiksaan

Levy menceritakan bahwa Dr. Al-Barsh ditangkap oleh tentara Israel pada Desember 2023 dari Rumah Sakit Al-Awda di Jabalia, tempat terakhir ia bekerja. Ia dipanggil keluar dari rumah sakit, kemudian diculik dan dibawa ke pusat penahanan. Selama beberapa bulan diinterogasi oleh Shin Bet, Dr. Al-Barsh mengalami penyiksaan yang digambarkan sebagai “sangat kejam.”

Seorang dokter Palestina yang sempat melihatnya di pusat penahanan mengaku hampir tidak mengenalinya lagi. Al-Barsh, yang sebelumnya dikenal sebagai pria sehat dan bugar, berubah menjadi sosok yang lemah dan tak berdaya. Dari pusat penahanan Sde Teyman, ia dipindahkan ke Penjara Ofer, tempat ia meninggal dunia pada 19 April 2024.

Kejahatan yang Diabaikan

Kematian Al-Barsh tidak mendapat perhatian dari otoritas Israel, mencerminkan ketidakpedulian Israel terhadap nyawa warga Palestina. Levy menyebutkan bahwa puluhan tahanan Palestina meninggal di penjara Israel tahun ini, menggambarkan situasi penahanan ini serupa dengan penjara terburuk di dunia.

Dalam laporan investigasi oleh Sky News, Al-Barsh ditemukan dalam kondisi luka berat dan hampir telanjang di halaman Penjara Ofer sebelum meninggal. Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina, bahkan mengungkap kemungkinan bahwa Al-Barsh mengalami kekerasan seksual sebelum kematiannya.

Kritik Terhadap Media Israel

Levy juga menyoroti ketidakpedulian media Israel terhadap penderitaan warga Gaza. Jurnalis investigasi Ilana Dayan, dalam wawancaranya di program Christiane Amanpour di CNN, mengeluhkan minimnya liputan media Israel tentang krisis kemanusiaan di Gaza, yang justru digantikan oleh narasi keberhasilan militer Israel.

Kepalsuan Moral Israel

Levy menutup artikelnya dengan pertanyaan: siapa yang membunuh Dr. Al-Barsh dan bagaimana? Ia menjawab, “Kita tidak akan pernah tahu.” Namun, tragedi ini mengingatkan bahwa Israel tetap menjadi negara yang “tidak bermoral dan pilih kasih” dalam memperlakukan kehidupan manusia.

Ia menegaskan bahwa kematian Al-Barsh membongkar kepalsuan moral Israel yang tak lagi bisa diperbaiki, seraya mengutuk kemunafikan masyarakat yang peduli pada nasib sandera Israel, tetapi mengabaikan penderitaan rakyat Palestina.

Sumber: Haaretz

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here