Pada hari ke-340 perang di Gaza, wilayah Mawasi di Khan Younis kembali mencatat jumlah korban syahid tertinggi dalam satu hari, dengan lebih dari 40 korban jiwa setelah tentara Israel membombardir tenda-tenda pengungsi. Ini merupakan salah satu pembantaian paling mengerikan sejak pembantaian dimulai.
Pasukan Israel mengubah kawasan yang terletak di pesisir Laut Tengah Palestina, yang dulunya merupakan tujuan wisata bagi warga Palestina, menjadi pusat pengungsian. Para pengungsi mulai membanjiri wilayah tersebut, tetapi mereka tidak menemukan tempat berlindung atau bantuan kemanusiaan ketika tiba. Mawasi tidak siap untuk menampung pengungsi.
Para pendatang terpaksa berkumpul di area gersang yang terbuka, di mana kondisi kehidupan dasar tidak terpenuhi. Tidak ada air, listrik, atau fasilitas sanitasi, dan bantuan kemanusiaan yang tersedia tidak mencukupi untuk jumlah pengungsi yang terus meningkat.
Hujan bom Israel mengubur sebuah kamp yang menaungi para pengungsi di wilayah Mawasi, Khan Younis. Pembantaian yang begitu mengerikan, keluarga-keluarga pun lenyap, seolah ditelan pasir oleh amukan ledakan yang tak berbelas kasih (Reuters).
Pencarian sedang dilakukan untuk orang-orang yang dulu aman di sini, namun kini telah hilang tanpa jejak (Reuters).
“Ini semua yang tersisa bagi saya… Beberapa dari kami terpaksa mengungsi hingga 10 kali untuk menyelamatkan nyawa” (Reuters).
“Di sini tidak ada perlakuan khusus untuk tua atau muda, pria atau wanita; semuanya adalah korban pembantaian” (Reuters).
“Bagaimana saya bisa melindungi anak-anak saya dari kebiadaban Israel yang tidak bisa dipercaya, setelah pembantaian baru yang menargetkan tenda-tenda pengungsi di wilayah yang dianggap aman?” (Reuters).
“Apakah tenda-tenda itu memerlukan semua bahan peledak ini untuk dihancurkan? Pasukan udara Israel menggunakan roket dengan daya ledak besar.” (Reuters).
“Siapa yang menjadi sasaran?! Pendudukan menargetkan tenda-tenda pengungsi di kawasan Mawasi yang dinyatakan sebagai zona kemanusiaan dekat Khan Younis.” (Reuters)
“Besok akan segera datang bagi yang menantikan.” (Reuters)