Tragedi demi tragedi terus menghantui dunia jurnalisme di Gaza. Rabu (23/7), Kantor Media Pemerintah Palestina mengumumkan, jumlah jurnalis yang syahid sejak awal agresi Israel telah mencapai 231 orang, setelah wartawan Tamer Al-Za’anin dan wartawati Walaa Al-Ja’abari bersama lima anaknya syahid dalam serangan udara brutal.
Pemerintah Gaza mengecam keras pembunuhan sistematis terhadap para jurnalis Palestina dan menegaskan bahwa tanggung jawab atas kejahatan ini tak hanya milik Israel, tetapi juga ada di pundak Amerika Serikat serta negara-negara yang ikut bersekongkol dalam genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyebut serangan udara yang menewaskan Walaa, kelima anaknya, serta janin dalam kandungannya sebagai kejahatan yang disengaja. “Pembunuhan jurnalis Walaa Ja’abari bersama seluruh keluarganya adalah bukti nyata kebiadaban tentara pendudukan. Ini bukan serangan sembarangan, ini adalah bagian dari kebijakan teror sistematis untuk membungkam suara kebenaran dan mematahkan semangat jurnalis Gaza,” tulis Hamas dalam pernyataan resminya.
Hamas juga mendesak seluruh lembaga pers internasional agar tidak lagi bungkam terhadap pembantaian yang menimpa rekan-rekan seprofesi mereka. “Lebih dari 230 jurnalis telah gugur dalam genosida ini. Dunia harus bergerak. Mereka dilindungi oleh hukum internasional. Sudah saatnya para pemimpin Zionis diadili di pengadilan internasional atas kejahatan terhadap jurnalis yang tak bersenjata,” tegas Hamas.
Fajar hari ini menjadi saksi bisu atas satu lagi keluarga yang musnah. Walaa Al-Ja’abari, suaminya, kelima anaknya, dan janin dalam kandungannya, seluruhnya gugur akibat serangan udara Israel yang menghantam rumah mereka di selatan Kota Gaza. Aktivis lokal menyebarkan video memilukan saat jasad anak-anak Walaa dan janinnya dievakuasi dari puing-puing rumah yang rata dengan tanah.
Sebelumnya, pada Senin lalu, jurnalis Tamer Al-Za’anin juga syahid setelah ditembak pasukan khusus Israel dalam operasi penculikan terhadap Dr. Marwan Al-Hams, Direktur Rumah Sakit Lapangan Gaza, di wilayah Al-Mawasi, Khan Younis.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan perang pemusnahan massal terhadap rakyat Gaza: membunuh, mengusir, menghancurkan, dan mengepung secara brutal dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat. Lebih dari 202 ribu warga Palestina telah menjadi korban—antara syahid dan terluka—mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Sementara lebih dari 10 ribu orang masih hilang, dan kelaparan merenggut nyawa banyak lainnya.