Spirit of Aqsa- Puluhan ribu orang melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung parlemen Israel di Al-Quds pada Ahad (31/3), menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur dan pemilihan umum dini. Ini menjadi aksi demonstrasi terbesar, sejak Israel melakukan pembantaian di Jalur Gaza pada Oktober lalu.

Unjuk rasa itu menuntut pemerintah segera merampungkan gencatan senjata dengan Hamas demi pembebasan sandera Israel di Gaza. Para demonstran juga menyerukan pemilihan umum dini untuk menggulingkan Netanyahu.

“Setelah enam bulan, sepertinya memahami bahwa Netanyahu adalah sebuah hambatan,” kata seorang demonstran Einav Moses, yang ayah mertuanya Gadi Moses menjadi sandera Hamas di Gaza.

“Sepertinya dia tidak benar-benar ingin membawa mereka [para sandera] kembali, bahwa mereka telah gagal dalam misi ini,” lanjutnya, dilansir Al Jazeera.

Keluarga para sandera yang masih ditahan di Gaza mengatakan akan turun ke jalan setiap minggu, hingga kerabat mereka yang disandera Hams dibebaskan.

Sebelumnya pada Sabtu (30/3), dua unjuk rasa besar juga pecah di ibu kota Tel Aviv. Satu kelompok pengunjuk rasa memblokir jalan raya utama hingga dua jam, sementara kelompok lainnya menggeruduk kediaman PM Netanyahu.

Pengunjuk rasa lainnya, Dana Rabfogel Shor, mengatakan kemarahan terhadap Netanyahu dan caranya menangani masalah ini telah “mencapai titik didih”.

“Masyarakat mengamuk, mereka telah menginginkan pemilu. Mereka menyalahkan Bibi [Netanyahu] dan pemerintah, yang tidak bertanggung jawab atas apa pun,” kata Shor.

Banyak pengunjuk rasa yang berdemo sambil membawa poster wajah Netanyahu berlumuran darah. Mereka menyebut Netanyahu gagal melindungi negara dari Hamas.

Hingga kini pelaksanaan gencatan senjata Gaza masih dalam tahap perundingan, usai Dewan Keamanan PBB meloloskan resolusi terbaru.

Meski demikian Israel masih terus melakukan agresi di beberapa titik dan rumah sakit tempat warga mengungsi di Gaza. Korban syahid juga telah mencapai lebih dari 32 ribu orang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here