Pakar militer, Brigadir Jenderal Hasan Jouni, menilai operasi yang dilakukan pejuang perlawanan Palestina pada Rabu lalu mengirimkan pesan tegas: tidak ada satu pun wilayah di Gaza yang benar-benar aman bagi pasukan Israel—termasuk Rafah, tempat yang dirancang sebagai “kota kemanusiaan” oleh Tel Aviv.

“Masuknya kembali Rafah ke dalam arena pertempuran adalah bukti bahwa seluruh Gaza masih dalam genggaman perlawanan,” ujar Jouni dalam analisisnya. Ia menambahkan bahwa serangan ini secara langsung membongkar ilusi kontrol total Israel di wilayah selatan Gaza.

Menurut Jouni, ini bukan sekadar serangan acak, melainkan bagian dari strategi militer terkoordinasi yang mempertegas batas wilayah berdasarkan sejauh mana para pejuang Palestina mampu beroperasi—termasuk di zona-zona yang diklaim Israel akan tetap dikuasainya.

“Israel berusaha mendirikan ‘kota kemanusiaan’ di Rafah, namun operasi ini menghancurkan peta dan rencana itu tanpa bisa disangkal,” tegasnya.

Jouni melihat operasi ini sebagai “jawaban dengan darah” terhadap rencana-rencana yang coba diterapkan Israel dalam kesepakatan apa pun yang akan datang. Bahkan Tel Aviv kini menyadari bahwa perlawanan dapat menyerang di manapun dan kapan pun.

Efek psikologisnya juga besar. Kata Jouni, pasukan Israel menjadi lengah di daerah yang terlihat tenang, yang pada akhirnya membuat mereka rentan dan melemahkan semangat juang mereka. “Rasa aman palsu itu justru menjadi celah bagi perlawanan untuk melakukan serangan mendadak,” ujarnya.

Lebih jauh, operasi ini membuktikan bahwa para pejuang Palestina mampu menembus sistem keamanan yang dibangun Israel di zona-zona yang dianggap “aman”, termasuk Rafah yang telah dihancurkan secara brutal namun kini justru kembali menjadi medan serangan.

“Keberhasilan menargetkan lokasi-lokasi militer di berbagai wilayah Gaza membuktikan bahwa infrastruktur perlawanan belum hancur seperti yang diklaim Israel,” kata Jouni. Ia juga menekankan bahwa pengalaman tempur selama perang—meskipun tanpa teknologi canggih—telah memperkuat kemampuan para pejuang dalam hal pengintaian, pengumpulan data, dan taktik serangan.

Pada Rabu pagi, Brigade al-Qassam mengumumkan bahwa mereka telah menewaskan dan melukai 25 tentara Israel dalam serangkaian operasi di wilayah timur Rafah. Mereka juga merilis rekaman video yang menunjukkan penghancuran kendaraan militer Israel di kamp Jabalia, Gaza utara.

Al-Qassam menyatakan bahwa pada Selasa sebelumnya, para pejuangnya berhasil menjebak satu unit tentara Israel yang terdiri dari 7 personel dengan bom anti-personel bertipe “televisi”, menewaskan dan melukai seluruhnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here